Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2012, 07:43 WIB

Dapat terjadi hepatitis fulminan (gagal hati berat mendadak) pada bayi karena kematian masif sel hati. Hal itu bisa mengakibatkan kematian bayi meski angka kejadiannya kecil.

Lama dan mahal

Hanifah berpendapat, pengobatan hepatitis B pada anak belum dapat diandalkan karena belum terlalu baik hasilnya. Selain itu, tidak semua anak dapat diobati. Anak dengan respons imun buruk tidak dapat menerima baik pengobatan. Sejauh ini pengobatan yang tersedia adalah interferon dan terapi jangka panjang dengan lamivudin.

Keberhasilan pengobatan dengan interferon hanya 20-40 persen pada anak. Interferon disuntikkan seminggu 3 kali selama satu tahun. Efek sampingnya antara lain gejala flu, pegal, pusing, lemas, dan demam. Harga interferon sekitar Rp 1 juta sekali suntik.

Tingkat keberhasilan lamivudin sekitar 30 persen. Terapi dengan lamivudin bisa makan waktu 2 tahun lebih. Penggunaan lamivudin dalam jangka waktu lama dapat menurunkan fungsi hati. Saat ini telah tersedia versi generik dari lamivudin oral sehingga lebih murah.

Menurut Hanifah, pada akhirnya pencegahan dengan vaksin tetap ideal dan efektif menghadapi peperangan dengan virus hepatitis B.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau