Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2012, 13:19 WIB

KOMPAS.com - Kata orang, sayang ke cucu melebihi sayang kepada anak sendiri. Anda mungkin dapat marah pada anak Anda, tetapi tidak pada cucu anda. Anda mungkin berpikir dulu untuk membelikan sesuatu yang diminta anak Anda, tidak demikian untuk cucu Anda. Teman saya dalam group BB mengatakan, "saya bekerja, mencari uang bukan lagi untuk saya, anak saya, tetapi untuk cucu saya." Tidak hanya itu, teman saya yang lain mengatakan, "cucu saya dapat menjadi motivasi bagi saya untuk merubah Gaya hidup saya yang lebih sehat. Karena cucu saya, saya lebih sehat sekarang."

Sehubungan dengan itu, dalam suatu perjalanan wisata bersama ke Lombok, pagi hari, setelah shalat subuh, saya lihat teman saya itu, nampaknya sudah asyik sekali jalan pagi di tepi pantai dengan cucunya. Dari kejauhan saya amati, cucunya kadang-kadang dibiarkan berjalan sendiri, lain waktu digendongnya, suatu ketika dia dorong cucunya itu dengan troller. Dan, kemarin pagi sebelumnya, saya lihat dia lagi bercengkrama, berenang dengan cucunya di kolam renang tempat kami menginap. Dari tepi kolam, saya lihat sang cucu duduk di atas punggung dia sambil berenang mengelilingi kolam yang cukup luas itu. Sesekali saya dengar suaranya yang sangat lembut waktu berbicara dengan cucunya.

Kemudian, "wooww, hebatnya Anda sekarang," teriak saya sambil ketawa, waktu saya setengah berlari menyusulnya. "Hebat kenapa?" tanya teman saya itu kembali. "Gimana tidak, cucu seberat itu dapat Anda gendong?" kata saya ......."Hahaha, ini semua karena cucu ini, tidak terasa berat walaupun dia kelihatan agak gemuk, saya menikmatinya, rasa capek juga hilang. Dan, demi cucu ini, saya sekarang dapat menjalani hidup lebih sehat, gaya hidup saya berubah sama sekali." " Maksudnya?"..."saya mulai rajin olahraga, berhenti merokok, dan mulai memilih makanan yang sehat," jawab dia

Memang, saya lihat, dibandingkan beberapa bulan yang lalu, apalagi beberapa tahun sebelumnya, teman saya ini nampak lebih sehat, segar, dan lebih kurus. Perut yang menggelembung, lemak yang bergelayutan, pinggang yang tebal nampaknya sudah sangat berkurang. Saya tahu betul bagaimana gaya hidup, pola makan atau kebiasaannya selama ini. Olahraga boleh dikatakan tidak pernah, makan tidak berpantang, merokok juga. Kemudian, waktu saya tanya, "Apa yang mendorongnya dapat seperti ini sekarang?" " Seperti saya katakan tadi, dia, cucu saya ini," jawabnya, sambil membelai rambut cucunya dengan penuh kasih sayang.

Cucu, sebagai motivasi, alasan untuk merubah gaya hidup, kebiasaan, menjadi lebih sehat, saya kira sangat wajar sekali. Perhatian, kasih sayang yang Anda berikan saja, pasti akan menumbuhkan ketenangan, kebahagian dalam hidup Anda. Coba Anda iseng-iseng menghitung, "berapa kali Anda senyum, ketawa di saat Anda bermain, bercengkrama dengan cucu Anda?" Pasti jauh lebih banyak dari biasanya, padahal biasanya semakin berumur kita, semakin jarang kita senyum, ketawa. Sebagaimana diketahui, senyum, ketawa itu adalah obat. Maka, dari aspek ini saja, sudah pasti akan membuat Anda menjadi lebih sehat, apalagi dari aktifitas yang Anda lakukan bersama cucu Anda. Yang penting, tentu saja Anda tidak merasa terpaksa, dan Anda menikmatinya.

Lalu, seperti dituturkan lebih lanjut oleh teman saya di atas, "InsyaAllah dengan merubah gaya hidup saya, mudah-mudahan saya dapat lebih sehat, tidak cacat di hari tua, tidak menjadi beban bagi dia. Semoga Tuhan memanjangkan umur saya, dan saya membayangkan alangkah bahagianya saya kelak, bila diberikan kesempatan oleh Allah menyaksikan saat-saat dia berbahagia, berkeluarga nanti. Kalau Allah mengizinkan, saya punya keinginan menimang-nimang cicit saya. Itu yang mendorong saya melakukannya," ungkapnya.

Melihat teman saya ini, saya teringat dengan kakek saya yang tentu saja sudah almarhum. Beliau sangat penyayang terutama kepada cucu-cucunya. Karena sayang dengan cucu-cucunya ini, saya ingat, di umur sekitar 80 tahun beliau masih aktif ke sawah. Dari hasil panen ke sawah itu, yang kemudian beliau jual ke pasar--- itu juga dilakukan beliau dengan jalan kaki, kami sering mendapatkan oleh-oleh kesenangan kami waktu itu. Sekarang, baru saya menyadari, barangkali, umur beliau yang cukup panjang, setahu saya juga tidak pernah sakit ada kaitannya dengan kasih-sayang yang dicurahkannya kepada kami, cucu-cucu beliau. Kasih-sayang kepada cucunya, mendorong beliau tetap aktif dalam usia yang sudah lanjut itu.

 

Menurut penelitian, kapan saja Anda mulai menerapkan gaya hidup sehat, pasti ada manfaatnya. Tidak ada istilah terlambat. Umur lebih muda tentu lebih baik, tetapi umur 50 tahun, 60, 70, bahkan 80 tahun juga tetap ada manfaatnya. Waktu Anda mempunyai cucu, umur Anda barangkali sudah di atas 55 tahun, kemudian baru Anda sadar menerapkannya, InsyaAllah baik juga untuk kesehatan Anda. Kasih-sayang yang Anda curahkan kepada cucu Anda, aktivitas yang Anda lakukan bersama cucu Anda, InsyaAllah juga akan membuat Anda lebih sehat!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com