Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2012, 08:09 WIB

Tipe satu, dikatakan sebagai yang terlengkap dan dapat digunakan untuk pemeriksaan berbagai gangguan tidur. American Academy of Sleep Medicine (AASM), mengakui pemeriksaan Tipe 1 dan 3 sebagai pemeriksaan standar untuk mendiagnosa sleep apnea, sementara Tipe 4 masih dianggap sebagai alat penyaring saja. Hanya saja, pada pemeriksaan tipe 3 diharuskan adanya tenaga berkualifikasi khusus yang membaca serta menganalisa hasil pemeriksaan secara manual, setara seperti pada tipe 1.

Tidak semua pasien dapat menjalankan pemeriksaan tipe 3 dan 4. AASM mensyaratkan juga bahwa hanya pasien dalam kondisi khusus saja yang dapat melakukannya. Kondisi tersebut antara lain, sakit berat, diduga menderita sleep apnea berat dan tidak dicurigai menderita gangguan tidur lain selain sleep apnea.

Siapa yang perlu diperiksa?

Seperti pemeriksaan medis lain, tak semua penyakit atau gangguan tidur perlu diperiksakan di laboratorium tidur. Insomnia misalnya, lebih penting bagi insomniac untuk mencatat jadwal tidur hariannya dibanding diperiksakan di laboratorium tidur. Walau ada beberapa bentuk insomnia yang perlu diperiksakan juga.

Indikasi untuk memeriksakan tidur misalkan adanya dengkuran, kantuk berlebihan, gerakan-gerakan tak normal saat tidur, tampak sesak saat tidur, dan lain-lain. Dokter yang akan memutuskan kapan seseorang harus menjalani pemeriksaan tidur.

Setelah analisa tidur yang tepat, dokter baru dapat memberikan perawatan yang sesuai.

Pemeriksaan Tidur

Pemeriksaan di laboratorium tidur juga ada beberapa tindakan. Pemeriksaan standar, memerlukan inap satu malam dinamakan overnight sleep study. Sedangkan untuk siang hari, pada kasus tertentu juga bisa dilakukan.

Multiple Sleep Latency Test (MSLT) adalah pemeriksaan tidur yang dilakukan pagi hingga sore untuk memeriksa seberapa mengantuknya seseorang. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosa narkolepsi. Setelah overnight sleep study, dilanjutkan dengan lima kali tidur siang. Lalu akan dinilai seberapa cepat seseorang tertidur dan masuk tahap tidur apa.

Maintenance of Wakefulness Test (MWT) dilakukan untuk melihat seberapa kuat seseorang dapat mempertahankan keterjagaannya. Sepanjang hari, pasien akan diminta untuk duduk dan tetap terjaga. Pemeriksaan ini penting dilakukan pada orang-orang yang bekerja mengoperasikan alat berat, berkendara jarak jauh atau pilot.

Malam hari, khusus untuk sleep apnea, juga bisa dilakukan titration study, atau polisomnografi terapi. Jadi penderita yang sudah didiagnosa dengan sleep apnea, diminta masuk laboratorium tidur lagi sambil menggunakan CPAP untuk diukur kebutuhan tekanan alatnya. CPAP, kependekan dari continuous positive airway pressure, alat yang dihubungkan dengan masker. Alat ini meniupkan tekanan untuk mengganjal saluran nafas pasien agar tak menutup selama tidur. CPAP merupakan baku emas perawatan sleep apnea (mendengkur).

Sementara split night adalah pemeriksaan tidur menginap yang dibagi dua. Paruh pertama untuk mendiagnosa, dan paruh kedua untuk menentukan tekanan.

Masing-masing klinik gangguan tidur bisa memiliki protokol yang sedikit berbeda. Tergantung juga pada keputusan dokter untuk memberikan pemeriksaan dan perawatan pada setiap pasiennya.

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan:

Mengapa harus melakukan pemeriksaan Polisomnografi (PSG) di laboratorium tidur?

Pemeriksaan Polisomnografi penting dilakukan untuk menegakkan diagnosa gangguan tidur yang mungkin Anda derita. PSG juga penting sebagai pijakan awal menentukan terapi gangguan tidur (OSA misalnya,) dan untuk mengevaluasi hasil terapi yang telah dilakukan.

Dimana dapat dilakukan pemeriksaan PSG?

PSG dapat dilakukan di klinik-klinik gangguan tidur yang terdapat di rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Indonesia. Sayangnya belum banyak rumah sakit yang memiliki laboratorium tidur. Tetapi dalam waktu dekat akan semakin banyak rumah sakit yang mengembangkan laboratorium tidur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com