KOMPAS.com — Kasus penyalahgunaan narkotika yang melibatkan artis memang bukan hal yang baru di Indonesia. Baik artis senior maupun yang baru merintis karier mempunyai masalah dengan barang yang bekerja pada sistem saraf otak ini. Kejadian ini berulang kembali setelah artis papan atas Raffi Ahmad dan beberapa rekannya digerebek di rumahnya.
Narkotika yang awalnya dikatakan sejenis ekstasi (MDMA) itu ditemukan bersama lintingan ganja di sana. Belakangan ternyata diketahui bahwa jenis narkotika yang ditemukan ini bukan ekstasi biasa, melainkan merupakan senyawa turunan cathinone. Saya akan mencoba membahas apa itu cathinone dengan rujukan dari National Institute of Drug Abuse dan European Monitoring Center for Drugs and Drugs Addiction.
"Cathinone" dalam garam mandi
Istilah bath salt atau garam mandi mengacu pada sebuah keluarga dari obat yang mengandung satu atau lebih bahan kimia sintetis yang berhubungan dengan cathinone, stimulan seperti amphetamine yang ditemukan secara alami di tanaman Khat (sejenis tanaman narkotika).
Laporan yang berhubungan dengan intoksikasi berat dan efek kesehatan yang berbahaya akibat penggunaan cathinone telah membuat zat ini menjadi masalah kesehatan yang serius. Cathinone sintetis dapat menimbulkan euforia dan "keramahan" yang meningkat serta dorongan seksual. Tetapi berdasarkan pengalaman pengguna, zat ini juga menimbulkan paranoia, agitasi, delirium, dan halusinasi sampai gejala psikotik, bahkan perilaku kekerasan. Kematian akibat obat ini telah dilaporkan dalam beberapa kasus.
Dipasarkan dengan nama lain
Produk cathinone sintetis dipasarkan sebagai bath salt atau garam mandi untuk menghindari deteksi oleh pihak berwenang. Pembeli garam mandi tidak harus bingung dengan produk-produk seperti garam Epsom yang dijual untuk meningkatkan pengalaman mandi.
Garam mandi biasanya berbentuk bubuk kristal putih atau coklat dan dijual dalam paket plastik atau foil kecil yang berlabel "bukan untuk konsumsi manusia". Kadang-kadang juga dipasarkan sebagai "makanan tanaman"—atau, baru-baru ini, sebagai "pembersih perhiasan" atau "pembersih layar ponsel". Zat ini dijual secara online dan di toko-toko obat perlengkapan di bawah berbagai nama merek, seperti Ivory Wave, Bloom, Cloud Nine, Lunar Wave, Vanilla Sky, White Lightning, dan Scarface.
Bagaimana "cathinone" disalahgunakan?
Cathinone yang terkandung dalam garam mandi biasanya digunakan secara oral, dihirup, atau disuntikkan. Efeknya tentu sebagai stimulan yang diharapkan meningkatkan rasa gembira, percaya diri, dan keinginan seksual yang tinggi.
Cathinone sintetis yang umum ditemukan pada garam mandi termasuk methylenedioxypyrovalerone (MDPV), mephedrone, dan methylone. Banyak yang masih belum diketahui tentang bagaimana zat ini memengaruhi otak manusia dan masing-masing mungkin memiliki sifat yang agak berbeda. Secara kimiawi, zat ini mirip dengan amphetamine (seperti methamphetamine) serta MDMA (ekstasi).
Efek peningkatan energi dan sering gelisah dilaporkan pada mereka yang menggunakan cathinone secara konsisten dengan obat lain seperti amphetamine dan kokain yang meningkatkan kandungan zat kimia otak dopamin dalam sirkuit otak yang mengatur reward dan gerakan. Lonjakan dopamin di sirkuit ini menyebabkan perasaan euforia dan peningkatan aktivitas. Gelombang serupa zat kimiawi otak norepinefrin dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa MDPV, cathinone sintetis yang paling umum ditemukan dalam darah dan urine pasien unit gawat darurat setelah konsumsi garam mandi, meningkatkan dopamin di otak dengan cara yang sama seperti kokain, tetapi setidaknya 10 kali lebih kuat.
Efek halusinasi sering dilaporkan pada pengguna garam mandi konsisten dengan obat lain seperti MDMA atau LSD yang meningkatkan kadar neurotransmitter lain, yaitu serotonin. Pada sebuah analisis baru-baru ini tentang efek obat ini terhadap tikus, mephedrone dan methylone menunjukkan bahwa obat ini meningkatkan kadar serotonin dalam cara yang mirip dengan MDMA.
Ancaman yang berkembang
Ketika garam mandi muncul pada akhir dekade terakhir, zat ini dengan cepat mendapatkan popularitas di AS dan Eropa. Pada bulan Oktober 2011, US Drug Enforcement Administration menempatkan tiga cathinone sintetis umum di bawah larangan darurat sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Cathinone telah dihubungkan dengan lonjakan drastis ke unit gawat darurat dan pusat kendali racun di Amerika. Reaksi yang dilaporkan oleh mereka yang membutuhkan perhatian medis setelah menggunakan garam mandi, di antaranya adalah gejala jantung (seperti jantung berdegup kencang, tekanan darah tinggi, dan nyeri dada) serta gejala kejiwaan, termasuk paranoia, halusinasi, dan serangan panik.
Pasien dengan sindrom yang dikenal sebagai "delirium tipe agitatif" karena penggunaan garam mandi juga mungkin mengalami dehidrasi, hancurnya jaringan otot rangka, dan gagal ginjal. Keracunan cathinone sintetis, antara lain MDPV, mephedrone, methedrone, dan butylone, telah terbukti fatal pada beberapa kasus.
Indikasi awal adalah cathinone sintetis memiliki efek yang keras dan potensi menyebabkan kecanduan. Pengguna cathinone telah melaporkan bahwa obat ini memicu hasrat yang intens (atau dorongan kompulsif untuk menggunakan obat lagi) dan bahwa zat ini sangat adiktif. Konsumsi yang sering menyebabkan toleransi, ketergantungan, dan gejala penarikan yang kuat ketika tidak lagi mengonsumsinya.
Bahaya garam mandi yang mengandung cathinone diperparah oleh kenyataan bahwa produk ini dapat mengandung zat lainnya, bahan-bahan yang tak diketahui yang mungkin memiliki efek merugikan.
Semoga apa yang dituliskan ini bisa membantu kita untuk memahami bahwa obat ini memiliki potensi merusak yang luar biasa jika tidak segera ditangani. Semoga bermanfaat.
Salam sehat jiwa.
Dr Andri, SpKJ
Psikiater