TANYA :
Dok, beberapa hari ini saya mengalami gangguan di bagian rahang kiri saya. Saat membuka mulut agak lebar atau tersenyum, saya merasa sakit di bagian pipi kiri bawah telinga, terkadang telinga saya terasa ngilu dan pegal-pegal. Awalnya, saya pikir apa karena kebiasaan saya memakai headset belakangan ini untuk mendengarkan musik dan menonton film, tapi tampaknya bukan.
Sebelumnya, saya juga pernah mengalami keadaan di mana mulut saya tiba-tiba tidak bisa dibuka sebagaimana kondisi normal (kejadiannya sesaat setelah saya tertawa lepas), dan berasa rahangnya bergeser, tapi setelah itu sudah membaik dan tidak pernah sakit lagi sampai beberapa hari belakangan ini..
Yang ingin saya tanyakan, kenapa bisa begini ya dok? Apakah ini termasuk salah satu efek dari tumbuhnya gigi bungsu, karena gigi bungsu saya yang bawah baik kiri atau kanan tumbuhnya miring. Apakah didiamkan saja bisa sembuh sendiri? Bagaimana cara pengobatannya? Saya mohon jawabannya, karena keadaan ini sangat mengganggu saya, sedangkan saya sendiri sedang berada jauh dari rumah. Terima kasih! Salam.
(Tina, 21 tahun, 161cm, 60 kg, China)
JAWAB :
Tina yang baik,
Saat ini, kemungkinan anda sedang mengalami kelainan pada sendi rahang atau temporo-mandibular disorder (TMD). TMD timbul sebagai akibat adanya masalah pada rahang, sendi rahang, dan otot-otot wajah di sekitarnya yang mengontrol pengunyahan dan pergerakan rahang.
Kelainan sendi rahang ini tidak dapat sembuh sendiri, namun pasien dapat melakukan beberapa terapi sendiri di rumah setelah mendapatkan perawatan dari Dokter Gigi. Membaca keterangan anda, bahwa anda pernah merasa mengalami pergeseran sendi rahang setelah tertawa lepas, kemungkinan penyebab utama keterbatasan pergerakan rahang anda adalah hal tersebut. Namun, bisa juga didukung oleh beberapa faktor lain.
Berikut saya paparkan penjelasan mengenai kelainan sendi rahang, mulai dari penyebab, gejala, dan perawatannya.
Gangguan pada sendi rahang merupakan masalah kompleks, karena otot dan sendi bekerja bersamaan. Bila fungsi dari salah satu atau keduanya terganggu, mengakibatkan kaku otot, nyeri kepala, nyeri telinga, gigitan rahang atas dan bawah tidak harmonis, bunyi sendi, atau rahang terkunci.
Faktor-faktor penyebab terjadinya TMD antara lain:
1. Faktor struktural atau fungsional.
a. Trauma. Gaya yang melebihi batas normal, dapat menyebabkan luka pada struktur yang
terkena. Trauma langsung atau tidak langsung pada rahang atau wajah akan memperberat
masalah pada otot dan sendi rahang.
b. Teeth grinding (mengerot-ngerot gigi) dan teeth clenching (menggemeretakan gigi atas
dengan gigi bawah) pada saat tidur dapat meningkatkan keausan lapisan tulang rawan. Banyak
pasien merasa nyeri atau kaku otot dan nyeri telinga saat bangun pagi.
c. Kebiasaan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti menahan telepon di antara leher
dan bahu.
d. Masalah gigi dan maloklusi. Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman saat menggigit atau
kontak antar gigi telah berubah. Mengunyah pada satu sisi rahang juga dapat menyebabkan
gangguan sendi rahang.
2. Faktor sistemik.
Beberapa studi epidemiologi menyimpulkan individu dengan kesehatan umum yang kurang baik, akan merasakan gejala dan tanda gangguan sendi rahang lebih sering dibandingkan individu dengan kondisi sistemik yang baik. Hal tersebut merupakan konsekuensi akibat meningkatnya kerentanan sistem pengunyahan pada subyek dengan kondisi sistemik buruk atau dapat pula menjadi indikasi pengaruh dari penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi sendi rahang dan otot-otot terkait sendi rahang. Penyakit yang paling sering adalah rheumatoid.
3. Faktor psikososial.
Stres, biasanya karena cemas. Banyak orang untuk melampiaskan emosinya secara sadar atau tidak sadar melakukan grinding dan clenching pada gigi geligi mereka.
Beberapa macam gejala yang sering muncul yang berhubungan dengan TMD, antara lain:
1. Clicking.
Clicking adalah gejala TMD yang paling banyak dijumpai. Clicking dapat terjadi saat membuka atau menutup mulut. Suara ini bisa hanya didengar atau dirasakan oleh penderita, tetapi bila suara klik yang terjadi cukup keras bisa sampai didengar oleh orang lain. Penderita sering menggambarkan suara ini seperti suara letupan (popping) atau klik. Ada pula yang menggambarkannya seperti suara geratan atau gesekan (grating). Gejala clicking, popping, atau grating ini bisa disertai atau tanpa disertai rasa sakit.
2. Locking.
Locking (rahang terkunci) juga merupakan gejala yang banyak terjadi pada penderita TMD. Locking biasanya terjadi saat rahang bawah bergerak ke bawah dan bisa terasa sakit sekali.
3. Bruxism (mengerot-ngerot gigi secara tidak sadar).
Kebiasaan ini dapat memicu kerusakan bagian sendi rahang. Pada saat perabaan otot di sekitar sendi rahang menjadi sangat sensitif.
4. Gigi sensitif.
Akibat bruxism atau clenching, gigi akan menjadi lebih sensitif.
5. Kekakuan pada sendi.
Sakit yang tiba-tiba dan sensasi kaku terjadi saat menggerakkan rahang dan gejala ini kemudian hilang.
6. Keterbatasan gerakan rahang.
Biasanya rahang hanya bisa membuka sedikit dibandingkan dengan bukaan normal.
7. Sakit kepala.
Rasa sakit ini biasanya dirasakan di daerah pelipis, belakang kepala, bahkan leher.
8. Perubahan pada gigitan.
Penderita mungkin mengalami kesulitan mengunyah atau saat menggigit tiba-tiba terasa tidak enak, seolah-olah gigitan antara gigi atas dan bawah tidak pas.
9. Gejala yang dirasakan pada telinga
Karena sendi rahang terletak di bawah depan telinga, maka dapat menyebabkan berbagai persoalan pada telinga. Antara lain sakit pada telinga, telinga terasa penuh, bahkan sampai pendengaran berkurang.
Perawatan kasus TMD bervariasi, mulai dari latihan sederhana yang bisa dilakukan sendiri, perawatan konservatif, hingga dengan injeksi dan operasi. Perawatan sebaiknya dimulai dengan terapi konservatif non-bedah dulu, dan operasi menjadi pilihan terakhir.
Perawatan Dasar Kasus TMD yang dapat anda lakukan sendiri di rumah:
1. Kompres hangat atau dingin.
Kompres sisi wajah yang sakit dan daerah pelipis selama kurang lebih 10 menit dengan bungkusan es. Lakukan latihan peregangan rahang. Setelah latihan, kompres pada sisi wajah yang sakit dengan handuk hangat selama kurang lebih 5 menit. Lakukanlah selama beberapa kali dalam 1 hari.
2. Hindari makan makanan yang keras dan renyah (misalnya kerupuk, wortel mentah), makanan yang lengket (misalnya karamel), dan makanan yang bentuknya tebal dan besar yang membuat mulut harus membuka lebar untuk melahapnya.
3. Disarankan makan makanan yang lunak dan dipotong kecil untuk mengurangi frekuensi pengunyahan.
4. Hindari pergerakan rahang yang berlebihan, misalnya menguap terlalu lebar atau mengunyah permen karet.
5. Latihlah postur tubuh yang baik untuk mengurangi sakit di leher dan wajah. Jangan bertopang dagu atau menjepit telepon di antara bahu dan telinga.
6. Sebisa mungkin menjaga agar gigi atas dan bawah tidak mengatup sehingga otot rahang bisa beristirahat. Untuk mengontrol clenching, letakkan lidah di antara gigi atas dan bawah.
Perawatan Dasar Kasus TMD yang dapat dilakukan dengan bantuan Dokter Gigi:
1. Medikasi.
Untuk mengurang sakit, dapat digunakan obat golongan Anti Inflamasi Non Steroid seperti aspirin atau ibuprofen. Obat golongan muscle relaxant dapat diberikan pada penderita yang mempunyai kebiasaan clenching untuk membantu melemaskan otot rahangnya yang tegang. Obat anti anxietas diberikan untuk membantu mengurangi stres, dimana stres dapat juga memicu terjadinya TMD.
2. Pemakaian splint atau night guard appliance.
Splint dan night guard appliance dapat mencegah kontak antara gigi atas dan gigi bawah, oleh karenanya dapat mengurangi efek dari kebiasaan clenching. Alat tersebut juga dapat mengoreksi gigitan dengan memposisikan gigi-geligi pada posisi yang paling tepat dan tidak traumatik.
3. Melakukan perawatan gigi korektif.
Lakukan pemasangan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang. Bila perlu memperbaiki gigitan lakukan perawatan orthodonti.
Saat ini, di China anda dapat mencari Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia (Prosthodontist) atau Gnathologist yang mendalami ilmu dan perawatan khusus untuk kelainan sendi rahang. Sampaikan segala keluhan anda dengan jelas. Setelah itu, anda dapat melakukan beberapa terapi sendiri di rumah.
Semoga dapat membantu. Salam gigi sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.