Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2013, 09:18 WIB

Oleh : NAWA TUNGGAL

Trenggiling (Manis javanica) kerap diselundupkan ke luar negeri seperti China. Ternyata, trenggiling berpotensi menjadi bahan baku obat dengan kandungan omega-3 dalam EPA dan DHA yang mengurangi risiko kanker, menurunkan peradangan, hipertensi, artritis, serta menjaga fungsi otak.

Para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menuangkan penelitian mereka dalam buku "Bioresources untuk Pembangunan Hijau" tahun 2013.

Salah satunya tentang manfaat trenggiling. Sisik hewan itu mengandung tramadol HCL, zat aktif yang bersifat analgesik (mengatasi nyeri). Tramadol HCL juga terdapat pada psikotropika sabu.

Selama ini sebagian masyarakat meyakini, sisik trenggiling bisa menyembuhkan demam, penyakit kulit, dan penyakit kelamin. Mengonsumsi dagingnya pun diyakini berkhasiat afrodisiak (meningkatkan libido).

”Industri dalam negeri belum mampu meraih peluang menjadikan kekayaan hayati menjadi bahan baku obat,” kata peneliti utama biologi LIPI, Endang Sukara.

Contoh lain adalah jamur yang tumbuh di sekitar kandang sapi yang dikenal sebagai magic mushroom. Menurut peneliti LIPI, jamur ini berpotensi menjadi bahan baku obat antidepresi. Zat aktif antidepresan yang terkandung dalam jamur ini adalah psilocybin dan psilocin. Senyawa kimia itu juga digunakan untuk menurunkan kecemasan penderita kanker, selain mengurangi rasa sakit.

Bahan antibiotik

Impor bahan baku obat Indonesia didominasi bahan baku obat antibiotik. Padahal, bahan baku antibiotik melimpah di Indonesia. Alam kita kaya akan mikroorganisme aktinomisetes yang digunakan untuk dua per tiga produksi antibiotik di dunia. Saat ini LIPI punya 3.500 isolat murni aktinomisetes.

LIPI juga mengoleksi 200 isolat jamur endofit. Di antaranya Diaporthe sp yang berasosiasi dengan tumbuhan gambir (Uncaria gambier). Jamur itu mengandung epitoskirin A yang memiliki sifat antibiotik.

Binatang amfibi seperti katak juga memiliki kandungan bioaktif. Sekresi kulit katak cakar afrika mengandung peptida sebagai bahan antibiotik.

Ekstraksi kulit katak juga mengandung alkaloid yang dapat digunakan sebagai pengganti morfin untuk menghilangkan nyeri. Selain itu, ekstraksi kulit katak juga mengandung zat yang mampu mengaktifkan kelenjar pankreas yang dapat digunakan sebagai obat antidiabetes untuk menstimulasi insulin.

Manfaat jenis amfibi lain seperti salamander juga diteliti. Hewan yang mampu meregenerasi sel sangat cepat itu mengandung zat aktif potensial untuk penyembuhan luka secara cepat.

Beberapa jenis laba-laba (Arachnida) juga diteliti. Ternyata, laba-laba memiliki potensi sebagai bahan baku obat untuk mengatasi perdarahan. Secara empiris, masyarakat telah lama menggunakan kantong telur dan jaring laba-laba untuk menghentikan perdarahan.

Perlu ahli identifikasi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau