Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2013, 09:58 WIB

Kompas.com - Banyak orang yang sulit menghentikan kebiasaan ngemilnya, terutama di antara waktu makan malam dan sebelum tidur. Ternyata dorongan untuk ngemil di jam tersebut terkait dengan irama sirkadian tubuh.

Menurut studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Obesity, keinginan untuk mengonsumsi sesuatu yang manis, asin, atau pun bertepung, mencapai puncaknya di malam hari, ketika rasa lapar pun sedang tinggi.

Peneliti dari Brigham and Women's Hospital di Boston, AS, melakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan melibatkan 12 orang sehat. Para responden ditempatkan di laboratorium lingkungan untuk melacak pengaruh irama sirkadian atau jam biologis tubuh terhadap perilaku makan.

Ternyata, tak peduli jam berapa para responden bangun tidur atau waktu makan pagi mereka, dorongan untuk ngemil sesuatu yang manis, asin, atau bertepung mencapai puncaknya sekitar jam 8 malam, demikian pula rasa lapar mereka.

Para peneliti menduga jam internal tubuh kita memiliki pengaruh pada nafsu makan sehingga kita merasa ingin makan terus di malam hari.

Menurut Steven Shea, ketua peneliti, dari sudut pandang teori evolusi hal tersebut masuk akal.

"Saat manusia yang berevolusi menghadapi periode kelaparan, mereka yang mudah menyimpan makanan sebagai lemak punya kesempatan untuk bertahan hidup. Hal ini menyebabkan tubuh lebih suka menyimpan makanan sebagai lemak di malam hari ketimbang siang hari," katanya.

Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makan besar mereka di pagi hari cenderung lebih gampang menurunkan berat badan dibanding orang yang makan besar di malam hari, meski jumlah kalori mereka sama.

Sayangnya saat ini makan di malam hari bukan lagi sebuah mekanisme bertahan hidup. Karena itu kebiasaan ngemil di malam hari bisa berbahaya karena menumpuk lemak sama saja membiarkan tubuh kegemukan.

Salah satu cara menyiasatinya adalah menghindari kebiasaan tidur larut malam atau gantilah menu camilan Anda menjadi lebih sehat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau