Karena itulah penderita diabetes memerlukan insulin dari luar supaya kadar gula darah tidak terus menerus tinggi. Cara lain yang bisa dilakukan adalah melakukan cangkok pankreas, meski tindakan ini amat jarang dilakukan.
Para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir ini berupaya mengembangkan "pankreas buatan". Alat ini didesain untuk terus memonitor kadar gula dalam darah penderita diabetes dan secara otomatis menyuplai insulin bila diperlukan.
Komponen kunci pada sistem ini adalah pompa insulin yang diprogram untuk mati bila gula darah terlalu rendah, yakni saat pasien tertidur.
"Pompa pintar" ini dibuat oleh perusahaan Medtronic Inc yang berbasis di Minneapolis, AS. Alat tersebut juga sudah dipasarkan di Eropa meski badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) masih menelitinya.
Meski begitu, alat pompa insulin yang bisa diprogram menyerupai pankreas asli dan secara konstan menyesuaikan kadar insulin berdasarkan bacaan alat pengukur kadar gula darah ini masih harus diuji.
Alat ini berukuran sebesar telepon seluler dan bisa digunakan di pinggang atau tetap di kantong. Pompa dilengkapi tabung kecil yang ditempatkan di bawah kulit.
Pompa insulin ini terutama ditujukan untuk pasien diabetes tipe satu, jenis diabetes yang didiagnosa sejak usia anak-anak. Pada diabetes ini, organ pankreas pasien tidak lagi bisa menghasilkan insulin. Pasien harus menyuntikkan insulin beberapa kali dalam sehari untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Dalam penelitian yang melibatkan pasien diabetes tipe satu, pompa insulin ini mampu memberikan jumlah insulin dalam kadar stabil.
Dalam tiga bulan, episode kadar gula darah terlalu rendah pada pasien berkurang sampai sepertiganya.
Pengujian selanjutnya adalah menguji alat pompa ini apakah bisa dimatikan segera sebelum gula darah turun terlalu banyak dan secara otomatis menyuplai insulin untuk mencegah kadar gula darah terlalu tinggi.
Bahaya terbesar adalah terlalu banyak insulin dalam tubuh di malam hari, masa di mana secara alami kadar gula darah turun. Kelebihan insulin bisa menyebabkan koma, kejang, bahkan kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.