Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2013, 15:13 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


Kompas.com - Masih banyak orang yang beranggapan penyakit jantung dan pembuluh darah sebagai penyakit monopoli kaum pria. Padahal, wanita juga tak luput dari penyakit tidak menular yang menjadi pembunuh nomor satu ini.

Sebelum menopause, wanita memang lebih terlindungi dari penyakit jantung karena hormon estrogen akan memberikan efek proteksi terhadap mekanisme aliran darah dari dan ke jantung. Estrogen juga berfungsi melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah lancar.

"Namun setelah wanita tidak lagi memproduksi estrogen atau disebut masa menopause, risikonya terkena penyakit jantung sama saja dengan pria," kata dr.Priscillia Myriarda, Sp.JP, dalam acara talkshow bertajuk Yang Perlu Diketahui Wanita tentang Kesehatan Jantung yang diadakan di RS.Bunda Jakarta, Rabu (26/6/13).

Penyakit jantung dan pembuluh darah, menurut Priscillia, disebabkan oleh banyak faktor, termasuk faktor kegemukan dan usia. "Kondisi tersebut diperburu dengan pola makan yang buruk, jarang bergerak, dan kebiasaan merokok," katanya.

Meski penyakit jantung dan pembuluh darah banyak dialami orang berusia lanjut, tetapi kini makin banyak orang berusia muda yang sudah terkena stroke atau sakit jantung.

"Tingginya asupan lemak, garam, dan aktivitas fisik yang kurang, menjadi penyebab timbulnya sakit jantung pada usia muda," katanya.

Pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara teratur, sangat dianjurkan untuk pria berusia di atas 40 tahun dan wanita berusia di atas 50 tahun.

"Pemeriksaan rutin memungkinkan seseorang mengetahui dengan pasti kondisi jantungnya. Sehingga bisa menyiapkan langkah preventif untuk mencegah perburukan penyakit," katanya.

Selain orang yang berusia di atas 40 tahun, Priscillia menganjurkan orang yang masih muda namun memiliki faktor risiko penyakit jantung, untuk mulai rajin melakukan medical check-up.

Faktor risiko yang dimaksud antara lain menderita penyakit diabetes melitus, hipertensi, kegemukan, atau merokok. Priscillia merujuk pada kematian presenter Ricky Jo dan anggota DPR Adjie Massaid. Usia keduanya masih tergolong muda, namun meninggal karena serangan jantung.

Tak perlu khawatir jika memang terdeteksi menderita gangguan jantung karena itu berarti kita bisa langsung melakukan tindakan pencegahan dan perubahan gaya hidup.

Pola makan

Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah bisa meningkat jika kita mengalami kegemukan atau memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Hal tersebut bisa dihindari dengan menjaga pola makan tetap sehat.

 
"Karbohidrat sederhana seperti nasi seharusnya mendapat porsi paling kecil dalam piring makan kita, selanjutnya adalah lauk. Porsi paling besar adalah sayur dan buah," kata konsultan gizi Dr. Grace Judio-Kahl, dalam acara yang sama.

Konsumsi sayur dan buah segar empat porsi setiap hari. "Untuk lauk boleh dimasak apa saja kecuali direndam dalam minyak. Walaupun minyaknya mengandung lemak tidak jenuh," katanya.

Untuk porsi ikan dan daging Grace menyarankan agar potongannya tidak terlalu besar. "Potongan ikan dan daging ukurannya sebaiknya tidak lebih dari lingkaran yang dibentuk telunjuk dan ibu jari. Bisa dikonsumsi dua kali dalam seminggu," katanya.

Berolahragalah minimal 30 menit setiap hari untuk menjaga kebugaran jantung dan mencegah obesitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau