Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2013, 16:06 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber FOXNews

Kompas.com - Bayangkan jika Anda didiagnosa terkena kanker, padahal hasil biopsi tersebut tertukar dengan milik orang lain. Skenario buruk ini terjadi pada sekitar 3.000 wanita yang menjalani biopsi setiap tahunnya.

Penelitian menunjukkan, satu dari seratus kasus mengalami kesalahan. Baik itu, positif palsu, atau pun negatif palsu. Kesalahan tersebut tentu berdampak cukup besar, baik secara psikologis atau pun terapi yang diberikan.

Menurut Dr.Andrew Kenler, dari Yale Medical School, sekitar 6.000 pasien setiap tahunnya tidak diterapi atau berlebihan mendapat terapi akibat diagnosa penyakit yang tidak akurat.

Kenler menjelaskan, biopsi (pengambilan contoh jaringan) adalah proses yang kompleks karena terkadang harus melewati 15-20 tahapan. Karena kerumitan ini, spesimen berpotensi besar salah label atau terkontaminasi.

"Laboratorium patologi bisa memeriksa 40-50 kasus kanker payudara setiap hari dan mereka menggunakan wadah yang mungkin saja tercampur. Jadi ada kemungkinan sel atau jaringan dari pasien lain tercampur," katanya.

Untunglah saat ini para ilmuwan telah mengembangkan metode yang mudah untuk mencegah kesalahan diagnosa, yakni dengan tes DNA.

"Kami mencegah error dengan menggunakan alat yang disebut sistem Know Error, dimana setiap hasil biopsi disertai dengan contoh usapan dari pipi pasien. Usapan ini pada dasarnya seperti sidik jari DNA setiap pasien," katanya.

Dengan metode tersebut, setiap biopsi pasien bisa dibandingkan dengan contoh DNA untuk memastikan hasilnya 100 persen akurat. Tes tersebut bukan hanya sederhana, tapi juga mudah dan murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau