KOMPAS.com -Para wanita berpostur tinggi tampaknya harus lebih menyadari untuk menjaga gaya hidup mereka. Pasalnya, sebuah studi baru menemukan, wanita berpostur tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker, terutama setelah mereka memasuki masa menopause.
Studi para ahli dari Yeshiva University tersebut mengatakan, setiap 10 cm penambahan tinggi badan, risiko kanker pada wanita meningkat sebanyak 13 persen. Studi ini mengungkap, lebih banyak tipe kanker yang terkait dengan tinggi badan daripada berat badan.
Menurut para peneliti, tinggi badan terkait dengan kanker payudara, kolon, endometrium, ginjal, ovarium, rektum, dan tiroid, serta melanoma dan myeloma. Bahkan, hubungan ini tidak berubah meskipun sudah digabungkan dengan faktor-faktor risiko kanker lainnya.
Studi skala besar ini menganalisa pada 20.928 wanita menopause berusia 50 hingga 79 tahun selama tahun 1993 dan 1998. Salah seorang peneliti Dr Geoffrey Kabat, ahli kulit senior dari Yeshiva University mengakui, hasil dari studi cukup mengejutkan karena ternyata lebih banyak kanker yang berhubungan dengan tinggi badan daripada berat badan.
"Kanker merupakan hasil dari proses pertumbuhan, maka masuk akal jika hormon dan faktor pertumbuhan lain yang mempengaruhi tinggi badan juga mempengaruhi risiko kanker," ujar Kabat.
Kabat mengatakan, beberapa variasi genetik yang berhubungan dengan tinggi badan juga berhubungan dengan risiko kanker. Meskipun dibutuhkan studi lanjutan untuk mendapat informasi lebih banyak pada masalah tersebut.
Dalam studi ini, para peserta diikuti selama 12 tahun. Selain tinggi badan, ada juga faktor-faktor penyebab lainnya yang ikut diperhitungkan, antara lain usia, berat badan, pendidikan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan terapi hormon.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomakers and Prevention ini menemukan, dari semua faktor yang berperan, faktor tinggi badan selalu masuk dalam risiko beberapa tipe kanker.
Pada melanoma, kanker payudara, ovarium, endometrium, dan kolon, wanita berpostur tinggi memiliki risiko 13 hingga 17 persen lebih tinggi. Dan pada kanker ginjal, rektum, tiroid, dan darah, mereka memiliki risiko 23 hingga 29 lebih tinggi.
Kabat mengatakan, hubungan tinggi badan dengan kanker mungkin terletak pada nutrisi yang mempengaruhi risiko kanker seseorang. "Paparan sejak usia muda, termasuk nutrisi, berperan dalam mempengaruhi risiko kanker di kemudian hari," pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.