Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2013, 10:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Makanan yang diasup sehari-hari mencerminkan kesehatan tubuh kita. Sehingga bisa dikatakan, mengasup makanan sehat merupakan kunci dari tubuh yang sehat.

Di tengah mudahnya akses mendapatkan makanan cepat saji dan tinggi lemak, memilih untuk tetap mengasup makanan sehat merupakan sebuah tantangan tersendiri. Namun itu tidak membuat Sophie Navita (37) gentar untuk melanjutkan program hidup sehat yang sudah dijalani sejak lama. Bahkan istri penyanyi Pongki Barata ini justru semakin gencar menyebarluaskan apa yang dia lakukan dalam sebuah gerakan normal yang dinamakan "Indonesia Makan Sayur".

Indonesia Makan Sayur merupakan upaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sayur dan buah dalam diet sehari-hari. Salah satu yang kerap dikampanyekan Sophie dalam Indonesia Makan Sayur adalah makan sayuran mentah (raw food) tanpa ada proses pemasakan yang menghilangkan enzim "hidup" darinya. Sebaliknya, konsumsi sayur dilakukan dengan dicacah atau diblender menjadi smoothies.

Penasaran dengan hidup sehat yang dijalani Sophie? Yuk ketahui lebih jauh dari kutipan wawancara Kompas.com dengan wanita yang dijuluki sebagai Chef "Raw Food" Indonesia ini, saat ditemui Kamis (29/8/2013) di Jakarta.

Apa yang menarik Anda untuk mendalami makanan raw food?

Saya sudah lama saya terbiasa hidup sehat. Saya biasa makan makanan utuh yang tidak diproses terlalu banyak. Seperti saat mau makan singkong, ya hanya dicuci, dikupas, lalu direbus. Bukan dibuat keripik dengan banyak campuran bahan-bahan yang tidak alami. Makanan utuh merupakan makanan yang seharusnya lebih mudah dicerna oleh manusia. Kemudian saya ingin sehat, maka saya banyak membaca, menggali informasi soal pengaturan makan.

Segala macam diet saya pelajari, diet golongan darah, food combining, dan diet-diet lainnya. Namun metode-metode diet yang berbeda-beda itu membingungkan, metode ini bilang boleh, metode lainnya tidak. Sehingga saya tetap mencari metode yang terbaik hingga akhirnya sampailah saya pada raw food.

Saya pikir awalnya, raw food itu semacam sashimi, makanan ikan mentah dari Jepang. Ternyata raw food adalah gerakan yang sudah besar di inggris, makan makanan yang sama seperti aslinya tanpa banyak pengawetan dan proses lainnya. Metode mengolahnya paling hanya sebatas memotong atau memblender.

Darimana Anda dapat informasi tersebut?

Awalnya dari internet, kemudian setelah dicari-cari lagi, ternyata ada beberapa pakar di sini yang sudah tahu. Lama-lama saya unduh buku elektronik, dan beli buku-buku dari luar. Semakin membaca, saya jadi semakin tertarik. Akhirnya saya memutuskan untuk lebih mendalami lagi dengan cara sekolah langsung di Amerika, supaya lebih mengerti cara membuatnya juga.

Tepatnya tahun lalu, saya pergi ke California, Amerika. Saya bertekad untuk bisa ahli untuk hal ini. Sepulangnya saya dari sana, banyak yang menanyakan, kenapa tidak bikin restoran? Tapi saya pikir itu cukup sulit untuk dilakukan karena raw food belum populer di Indonesia. Jadi kalau segmen belum terbangun, siapa yang mau makan?

Maka saya memutuskan untuk memulai pada keluarga saya dulu, kemudian menyebarkan di media-media yang saya miliki, seperti twitter, blog, bahkan diunggah dalam bentuk video di Youtube.

Karena mengkonsumsi raw food Anda nilai baik, apakah semua orang harus makan raw food?

Saya bukan ektrimis, tidak memaksa semua orang harus makan raw food. Bahkan saya lebih menyarankan untuk diseimbangkan raw food dengan makanan lainnya.

Orang Sunda biasa makan lalap, orang Jawa makan terancam. Itu sudah bagus, karena ada kombinasi dengan makanan lainnya. Dan harusnya itu aman karena tidak dicampur produk-produk yang tidak alami.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau