Ahli saraf dari Emory University yang juga ketua penelitian, dr Jannifer Mascaro, mengatakan bahwa riset tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab mengapa ada ayah yang lebih peduli pada keluarganya dibandingkan ayah lainnya. Mascaro dan timnya pun mencoba untuk melakukan analisis pada anatomi dan fungsi otak manusia yang terkait dengan usaha mengasuh anak.
"Studi ini merupakan studi pertama yang menelaah hubungan variasi anatomi manusia dan fungsi otak dengan usaha mengasuh anak," ujarnya.
Dalam studi yang dipublikasi dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Mascaro dan timnya melibatkan 70 ayah dengan anak yang berusia 1-2 tahun. Para peneliti meminta peserta dan istrinya untuk mengisi survei terkait keterlibatan ayah pada aktivitas mengasuh anak.
Peneliti kemudian memeriksa kadar testosteron para ayah, dan hasilnya dikaitkan pada usaha mengasuh anak. Mereka menemukan, ayah dengan kadar testosteron yang rendah cenderung memiliki keterkaitan lebih besar dalam hal mengasuh anak.
Selain itu, peneliti juga melakukan pemindaian pada otak para peserta, khususnya untuk mengukur aktivitas pada daerah tegmental ventral (VTA). Daerah pada otak tersebut diketahui menentukan motivasi mengasuh anak.
Para peneliti menyimpulkan, ayah dengan testis yang lebih kecil memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi pada VTA mereka dan mendapat nilai yang lebih tinggi dalam survei.
Mereka juga menyatakan, kadar testosteron yang rendah juga dikaitkan pada keterlibatan pengasuhan anak yang lebih baik. Ini mendukung pernyataan pertama karena testosteron diproduksi di testis. Dengan kata lain, secara umum, testis yang kecil memproduksi testosteron lebih sedikit.
Kendati demikian, para peneliti menampik ukuran testis selalu berkaitan dengan kemampuan ayah dalam mengasuh anak. Menurut mereka, studi ini hanya menunjukkan pria bertestis lebih kecil hanya lebih terlibat dalam pengasuhan anak, tetapi belum tentu lebih baik dari segi kemampuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.