Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2013, 15:51 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Lahir normal dengan berat 2,8 kilogram, lalu tumbuh sesuai tahapan usia, lima bulan dengan berat lima kilogram, tak lantas membuat orangtua bayi (sebut saja bayi Eka), lalai memantau tumbuh kembangnya.

Bayi Eka yang lahir dengan kelainan jantung bawaaan berupa lubang pada dinding yang memisahkan jantung bagian atas (Atrial Septal Defect/ASD) sebesar 5 mm,  ternyata mulai menunjukkan tanda keterlambatan perkembangan. Pada usia lima bulan, Eka yang semestinya mulai bisa mengangkat kepala, tidak menunjukkan tanda-tanda ini. Bayi seperti Eka merupakan salah satu bayi yang memiliki kecenderungan gangguan perkembangan.

Dalam talkshow kesehatan anak di Klinik Tumbuh Kembang Brawijaya, dr Attila Dewanti, SpA(K)  mengatakan penyakit jantung pada bayi bisa mengganggu perkembangannya. Yang dimaksud perkembangan di sini adalah keterampilan duduk, berdiri, dan lainnya.

Menurutnya, bayi dengan kelainan ASD atau sekat serambi jantung berlubang berukuran di atas 5 mm memang berpotensi mengalami gangguan tumbuh kembang. Namun untuk kondisi bayi Eka, untuk mengetahui apakah benar ada gangguan pada kasus bayi Eka, orangtua bisa menstimulasi refleks dan kontrol leher.

"Kalau saat ditarik tangan bayi lehernya masih tertinggal ini tanda awal ada gangguan," ungkapnya.

Kebiasaan dan cara menggendong turut memicu gangguan seperti ini. Sebaiknya, saran dr Attila, bayi dengan gangguan motorik kasar seperti ini lebih sering digendong dengan posisi berdiri bukan menyamping seperti saat bayi baru lahir. Tujuannya, supaya kepala bayi bisa lebih sering bergerak dan melatih kontrol kepalanya.

Untuk menstimulasi gangguan motorik kasar seperti ini, dr Attila menyarankan, bayi diletakkan dalam posisi tengkurap dengan guling di bagian dada. Kemudian alihkan perhatian bayi kepada mainan yang diletakkan di atas kepalanya. Rangsang bayi untuk melihat mainan ke arah atas dengan tujuan menguatkan otot lehernya.

"Lakukan stimulasi ini lima menit selama 2-3 kali dalam sehari," terangnya.

Jika hingga usia enam bulan belum ada perkembangan, atau keterampilan mengangkat kepalanya belum sebaik anak lain seusianya, dr Attila menyarankan segera lakukan pemeriksaan ke dokter ahli dan jika perlu lakukan terapi.

Rentan gangguan

Bayi lahir dengan kelainan termasuk kelainan jantung bawaan disebut sebagai bayi risiko tinggi. Bayi risiko tinggi rentan mengalami gangguan tumbuh kembang, bentuknya bisa beragam.

Pada kesempatan terpisah, dokter spesialis anak dari Divisi Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Rosalina Dewi Roeslani, menerangkan bayi dengan kondisi ini perlu mendapatkan penanganan tepat termasuk terkait faktor tumbuh kembangnya. Ia melanjutkan, bayi risiko tinggi juga memerlukan pendampingan pedatri sosial agar tumbuh kembangnya optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau