Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/11/2013, 15:08 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber FOXNews

KOMPAS.com — Mengonsumsi minuman diet soda sekilas terlihat aman-aman saja buat kesehatan. Minuman ini dapat menghemat asupan sekitar 140 kalori dibandingkan jenis soft drink lainnya.

Minuman diet soda juga dapat memenuhi hasrat akan sesuatu yang manis dengan nilai kalori minim. Hal ini dimungkinkan karena diet soda menggunakan pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, dan sucralose.

Walau begitu, ternyata minuman diet soda menyimpan banyak bahaya lain. Berikut alasan tak lagi mengonsumsi minuman diet soda.

1. Membingungkan tubuh

Pemanis buatan memiliki rasa lebih tajam dibanding gula asli. Mengonsumsi diet soda berulang menumpulkan indera perasa sehingga tidak mampu merasakan manis alami seperti pada buah.

Gula palsu ternyata memiliki efek sama bahayanya seperti gula asli. "Pemanis buatan merangsang insulin sehingga meningkatkan timbunan lemak yang mengakibatkan penambahan berat badan," kata penulis The Sugar Detox, Dr Brooke Alpert.

2. Meningkatkan berat badan

Minuman diet soda memang bisa dikatakan bebas kalori, tetapi bukan berarti mampu menurunkan berat badan. Riset dari University of Texas selama sekitar satu dekade menemukan, diet soda berisiko 70 persen lebih besar meningkatkan lingkar pinggang. Risiko 500 persen lebih besar diperoleh orang yang mengonsumsi lebih dari 1-2 minuman bersoda sehari.

Hal ini bisa disebabkan pemanis buatan yang membingungkan tubuh. Namun, menurut pakar diet asal Minnesota, Cassie Bjork, penyebab terbesar adalah faktor psikologi. Ketika tubuh tidak mengonsumsi kalori, seseorang bisa lebih mudah menghabiskan dua burger keju atau lebih dari satu potong pizza. Padahal, keduanya merupakan jenis makanan berkalori tinggi.

3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

Menurut penelitian yang dilakukan University of Minnesota, mengkonsumsi satu diet soda meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 36 persen. Sindrom metabolik dijelaskan sebagai sekelompok kondisi yang terdiri atas hipertensi, peningkatkan kadar glukosa, panambahan kolesterol, dan bertambah besarnya lingkar pinggang. Bjork mengatakan, orang dengan sindrom ini berisiko tinggi terkena jantung, stroke, dan diabetes.

4. Tak memiliki kandungan nutrisi

Mengonsumsi diet soda memang tidak memasukkan kalori dalam tubuh, tetapi minuman ini juga tidak memberi manfaat. Bjork mengatakan, minuman tanpa kalori terbaik tetap air putih.

"Air penting untuk berbagai proses dalam tubuh. Menggantikan air dengan diet soda adalah ide buruk," kata Bjork.

5. Pemanis buatan meningkatkan risiko sakit kepala

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau