Keluhan yang kerap dialami ibu hamil seperti rasa mual, pusing, kelelahan, insomnia, serta gangguan konsentrasi, dikhawatirkan berpengaruh pada kemampuan ibu untuk mengemudikan kendaraan.
Menyetir mobil juga idealnya dilakukan saat perut ibu belum terlalu besar sehingga duduk pun masih lebih nyaman. Ibu hamil juga harus mengantisipasi rasa pegal dan kram jika harus menyetir melewati kemacetan panjang.
Dalam sebuah penelitian, tingkat kecelakaan pada ibu hamil yang menyetir ternyata cukup tinggi. Angka peningkatannya sekitar 42 persen dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
"Ibu hamil sering takut dengan naik pesawat udara, berendam di air hangat, atau menyelam, tetapi kecelakaan lalu lintas belum dianggap sebagai hal yang membahayakan," kata Dr.Donald Redelmeir, peneliti dari Kanada yang melakukan riset ini seperti dikutip Dailymail.
Secara statistik, sekitar 1 dari 50 ibu hamil akan terlibat dalam kecelakaan kendaraan bermotor dalam satu waktu di masa kehamilannya.
Kendati begitu, risiko kecelakaan sebenarnya bisa dicegah dengan mengubah perilaku berkendara. Misalnya saja memakai sabuk pengaman, meminimalkan pengalih perhatian seperti menjawab ponsel, serta berkendara saat tubuh dalam kondisi fit, yakni tidak sedang mual atau pusing.
Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi jika ada keluhan atau pusing. Jika Anda rutin menyetir sendiri untuk ke kantor saat hamil, lakukan peregangan ringan di pagi hari dan malam hari untuk membuat rasa pegal berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.