Dokter spesialis bedah konsultan payudara Alfiah Amiruddin mengatakan, penggunaan pil KB dalam jangka waktu panjang tanpa dihentikan hingga 10 tahun bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara, terutama jika pil KB merupakan jenis yang murni, tanpa kombinasi.
"Misalnya pil KB yang terdiri dari estrogen saja dan dikonsumsi selama bertahun-tahun, itu bisa memicu kanker payudara," kata Alfiah dalam media workshop bertajuk "Perawatan Menyeluruh Seputar Kesehatan Payudara" di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Menurut Alfiah, itulah kenapa dokter kebidanan biasanya merekomendasikan jenis pil KB lain setelah konsumsi suatu jenis pil KB dalam jangka waktu tertentu. Ia mengatakan, jika tujuannya untuk mencegah kehamilan, maka cara kontrasepsi selain pil KB mungkin bisa digunakan.
"Pil KB kombinasi lebih aman daripada yang pure," kata dokter dari RS Mitra Kemayoran ini.
Risiko kanker payudara dari konsumsi pil KB ini berhubungan dengan perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh wanita. Perubahan hormonal sejatinya dipengaruhi oleh cara kerja pil KB itu yang meningkatkan kadar hormon wanita, khususnya hormon estrogen dan progesteron.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh dapat mencegah ovulasi. Jika tidak terjadi ovulasi maka sel telur tidak akan bisa dibuahi oleh sperma karena belum matang. Itulah kenapa kehamilan tidak akan terjadi saat seorang wanita mengonsumsi pil KB.
Sementara itu, estrogen yang berlebihan di dalam tubuh diketahui sebagai faktor risiko dari pembentukan kanker, termasuk payudara. Hormon estrogen berlebihan memengaruhi pertumbuhan sel-sel menjadi lebih cepat hingga tidak terkendali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.