KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi, khususnya pada wanita. Kendati berisiko mematikan, namun kanker payudara sangat mungkin disembuhkan. Sayangnya, banyak pula pasien yang baru memeriksakan diri saat kondisinya sudah parah sehingga kemungkinan sembuhnya pun kecil.
Dokter spesialis bedah konsultan payudara Alfiah Amiruddin mengatakan, banyak orang yang datang ke dokter ketika kondisinya perlu diterapi dengan beberapa jenis terapi sekaligus. Artinya kondisinya sudah terlalu parah untuk menerima satu jenis terapi saja.
Menurut data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk distribusi terapi kanker payudara pada 2003-2007, sebanyak 16,87 persen pasien mendapat terapi operasi, radioterapi, dan kemoterapi sekaligus. Sementara yang mendapat operasi saja 12,14 persen, radioterapi saja 5,56 persen, operasi dan radioterapi 7,09 persen, kemoterapi saja 8,36 persen, operasi dan kemoterapi 15,78, serta radioterapi dan kemoterapi 6,54 persen.
"Ini berarti masih banyak pasien yang membutuhkan terapi yang kompleks dalam menangani kanker payudara. Padahal semakin kompleks terapi yang diterima, semakin parah juga kondisinya. Serta, semakin tinggi biaya yang perlu dikeluarkan," tutur Alfiah dalam media workshop di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Ia mengatakan, sebanyak 40-70 persen pasien datang dengan membawa kanker yang sudah memasuki stadium lanjut. Padahal jika sudah demikian, kemungkinan sembuhnya sudah sangat kecil.
Dalam kanker payudara, jelas dia, ada yang dinamakan laju harapan hidup lima tahun (five years survival rate) yang bergantung pada diagnosis dan penanganan dini dari kondisi pasien. Jika didiagnosis dari stadium satu maka harapan hidupnya mencapai 95 persen, stadium dua 87 persen, stadium tiga 56 persen, dan stadium empat 19 persen.
"Jika ditemukan masih dalam stadium satu dan dua maka diagnosis dikatakan dini dan upaya kuratif bisa dilakukan. Tapi lihat perbedaan stadium tiga dan empat sangat mencolok, sehingga kemungkinan upaya yang dilakukan adalah paliatif," tutur dokter dari RS Mitra Keluarga Kemayoran ini.
Karena itu, Alfi menegaskan betapa pentingnya deteksi dini kanker payudara. Meski ia mengakui, kesibukan seringkali menjadi penghalang seseorang untuk melakukan pemeriksaan yang mungkin memakan waktu lama.
Atas dasar itulah, ia juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan pada tempat yang memberikan pelayanan terpadu pemeriksaan kanker payudara. Dengan pendekatan multidisiplin ilmu, dilakukan di satu tempat, dan hasilnya cepat terlihat membuat orang dapat menghemat banyak waktu.
"Selain itu, dengan teknik diagnostik tripel yang terdiri dari pemeriksaan fisik, radiologi, dan biopsi, hasilnya pun akan jauh lebih akurat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.