Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Mainan Anak Memberi Efek Stimulasi Kecerdasan

Kompas.com - 08/07/2014, 15:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Dunia anak memang dunia bermain, oleh sebab itu kita sebagai orangtua tidak seharusnya merampas hak anak untuk bermain. Bermain memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak, antara lain melatih motorik kasar dan halus, melatih kemandirian, komunikasi, dan banyak lagi.

Porsi bermain anak berusia 0-5 tahun idealnya adalah 25 persen dari seluruh aktivitas hariannya atau sekitar 4-6 jam. Menurut hasil survei online yang diadakan oleh Fisher Price terhadap 690 responden di Indonesia, sebanyak 46 persen anak sudah memenuhi kriteria tersebut, 22 persen sebanyak 6-8 jam perhari, dan 20 persen bermain sebanyak 1-3 jam.

Karena porsi bermain yang cukup besar itulah, stimulasi yang diberikan selama kegiatan bermain memiliki peran besar dalam pembentukan kecerdasan.

Dari hasil survei tersebut juga terungkap orangtua memiliki motivasi untuk mengoptimalkan perkembangan buah hatinya dengan membeli mainan. Bidang yang diinginkan untuk dikembangkan adalah 79 persen kognitif, 79 persen fisik, dan 72 persen emosional.

 
Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, supaya permainan anak juga memberi manfaat stimulasi, ada dua prinsip yang harus dipenuhi. Pertama, pendampingan saat anak bermain.
 
"Jika anak bermain begitu saja tanpa adanya pendampingan, tidak akan tercipta stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya," ujarnya dalam talkshow seputar permainan anak beberapa waktu lalu di Jakarta.
 
Pendampingan bisa berupa mengajarkan cara memainkan mainan, baik dengan cara yang seharusnya maupun membuat variasi cara lain. Selain itu, orangtua juga bisa mengajak anak memainkan mainan dengan bernyanyi dan bergerak. Untuk itu orangtua perlu mengagendakan kegiatan bermain bersama anak setiap harinya.
 
Kedua, dalam mengoptimalkan stimulasi, orangtua perlu memberikan mainan pada anak sesuai dengan kategori usianya. Bila kategori usia mainan lebih rendah dari usianya, anak akan lebih mudah merasa bosan karena tidak ada tantangan. Sebaliknya, bila terlalu tinggi dari kategori umurnya, anak umumnya tidak akan mampu menikmati mainan yang diberikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau