Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Kecil Tak Nyaman Disentuh? Mungkin Kurang Nutrisi dan Stimulasi

Kompas.com - 26/02/2014, 08:52 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 


KOMPAS.com - Sudah sewajarnya bila anak senang mendapatkan belaian sebagai wujud kasih sayang kepadanya. Namun pada beberapa kasus, mereka justru merasa tidak nyaman bahkan menolak ketika disentuh.

Menurut dokter spesialis anak Hartono Gunardi, hal ini bisa saja diakibatkan oleh minimnya nutrisi dan stimulasi yang diperoleh anak pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Karena itu, Hartono menegaskan betapa pentingnya untuk memperhatikan apa yang dibutuhkan anak pada masa tersebut.

"Seribu hari pertama, atau 270 hari di dalam kandungan dan 730 hari setelah dilahirkan merupakan window of opportunity untuk tumbuh kembang optimal. Sehingga, jika sudah melewati masa itu biasanya anak sudah sulit mengejar ketertinggalan," paparnya dalam diskusi kesehatan bertajuk "New Perspective on Toddler Nutrition" Selasa (25/2/2014) di Jakarta.

Hartono menjelaskan, pemenuhan nutrisi akan membuat fungsi-fungsi di dalam tubuhnya bertumbuh secara optimal. Sementara stimulasi akan membuat otak berkembang dengan sempurna, termasuk kenyamanannya saat mendapat sentuhan.
 
"Jika anak, terutama masih dalam usia di bawah lima tahun tidak nyaman saat disentuh, tentu ada yang salah karena anak seharusnya senang menerima sentuhan yang merupakan wujud kasih sayang," ujar staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr Cipto Mangungkusumo (FKUI-RSCM) ini.
 
Ia menjelaskan, ketidaknyamanan anak saat disentuh berhubungan dengan kurang berkembangnya fungsi otak dan sel saraf. Sehingga mengakibatkan terganggunya kemampuan untuk memproses rangsangan maka sentuhan akan membuat rasa tidak nyaman.
 
Stimulasi yang kurang optimal misalnya menelantarkan atau tidak memberikan perhatian yang cukup padanya sejak masih dalam kandungan. Kebutuhan anak, lanjutnya, perlu dipenuhi secara lengkap dan seimbang, yaitu nutrisi, kasih sayang, dan stimulasi.
 
Selain itu, peristiwa traumatis yang pernah dialami ibu juga bisa membuat gangguan tumbuh kembang anak. Maka Hartono menyarankan supaya ibu sebisa mungkin menghindari peristiwa traumatis atau menjaga kondisi mental tetap stabil meski menghadapi peristiwa yang mengejutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau