Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2014, 08:20 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan makan tidak selalu berpengaruh sama terhadap bentuk tubuh setiap orang. Ada orang yang sudah makan banyak tetapi tetap kurus. Sebaliknya, ada orang yang makan normal saja tetapi badannya cenderung gemuk. Lantas apa faktor yang mempengaruhinya?

Dokter pakar diet Phaidon L Toruan mengatakan, faktor genetika sangat berperan dalam menentukan bentuk tubuh seseorang selain kebiasaan makan. Sifat genetik yang mempengaruhi bentuk tubuh seseorang dibagi menjadi tiga, yaitu ectomorf, endomorf, dan mesomorf.

Ectomorf adalah seseorang yang dilahirkan dengan faktor genetika kurus. Sejak kecil sampai usia dewasa dia kurus. Sampai usia dewasa, badan tampak relatif kurus walaupun makan cukup banyak.

Orang yang banyak makan tetapi tidak juga gemuk mungkin termasuk dalam sifat ecomort. Orang yang memiliki sifat ini perlu mengasup kalori lebih banyak dengan gizi seimbang, dan berkonsentrasi pada asupan berprotein tinggi supaya lebih mudah membentuk otot.

Kedua, endomorf, yaitu orang yang dilahirkan dengan faktor genetika gemuk. Sejak kecil tampak gembul walaupun makan relatif sama dengan teman sebayanya. Semakin besar, semakin mudah ia untuk gemuk.

Ketiga, mesomorf atau orang yang dilahirkan dengan faktor genetika bertubuh kekar. Sejak kecil tampak berotot. Ketika dewasa pun tubuhnya seperti atlet walau jarang latihan.

Menurut dokter ahli fisiologi Grace Judio Kahl, ada beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan tetap rendah meski sudah makan banyak. Pertama, faktor psikologis, misalnya sedang dalam situasi stres tinggi atau lelah akan membuat seseorang malas untuk makan makanan bergizi.

Selanjutnya adalah faktor kesehatan dari tubuh seseorang, misalnya orang dengan penyakit kronik dan infeksi. Pada kondisi ini setiap kalori yang diasup tak akan menjadi otot, melainkan untuk memberi energi bagi sistem imun dalam melawan penyakit tersebut.

Tak hanya itu, gangguan fisiologis yang menyebabkan metabolisme terjadi terlalu cepat, rendahnya kemampuan usus menyerap sari makanan, dan produksi enzim pencernaan juga berperan membuat tubuh seseorang terus kurus meski sudah makan banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau