Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2014, 13:04 WIB

KOMPAS.com - Minat seseorang untuk merokok ternyata juga dipengaruhi oleh iklan dan desain kemasan rokok. Bungkus rokok yang polos tanpa simbol atau merek rokok namun diberikan gambar-gambar "seram" bahaya merokok lebih efektif mengurangi jumlah perokok dalam jangka panjang.

Bungkus rokok tanpa gambar diketahui memengaruhi tingkah laku, frekuensi merokok, bahkan bisa menghentikan seseorang dari kebiasaan merokok.

Menurut Public Health England (PHE) di Australia dalam 20 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah perokok. Sejak tahun 2012 mereka menerapkan standarisasi bungkus rokok.

Australia menjadi negara pertama di dunia yang melarang penggunaan logo, merek, simbol, gambar, warna, dan teks promosi lainnya pada bungkus rokok. Sebagai gantinya, dipasang gambar-gambar peringatan bahaya rokok.

Rokok dan juga produk tembakau lainnya di negara tersebut kini dijual dalam kemasan dengan berbagai "gambar seram" tentang penderita kanker yang sekarat dan sebagainya.

"Hasil buktinya jelas bahwa kemasan yang distandarkan lebih efektif untuk mengurangi keinginan merokok, terutama pada orang muda dan dewasa," tulis PHE dalam laporannya.

Dihilangkannya logo atau merk dalam kemasan sama halnya dengan menghapus alat marketing. Selain itu kemasan polos juga menambah efektivitas pemasangan "gambar seram".

"Kemasan yang distandarkan akan memengaruhi perilaku dan mendorong perokok untuk berhenti," lanjutnya.

Sebagai bagian dari program pengendalian tembakau berkelanjutan, standardisasi bungkus rokok jelas memberi kontribusi besar. Persepsi dampak merokok yang sebelumnya dipandang ringan kini sudah berubah.

Hasil penelitian juga menguatkan bukti bahwa mengubah bungkus rokok menjadi membosankan dan tidak menarik akan mengurangi angka merokok. Selama ini kebijakan di banyak negara hanyalah mewajibkan para produsen rokok untuk memasang peringatan visual bahaya rokok, tetapi merek rokok masih diperbolehkan ada.

Para ahli kesehatan telah lama menyuarakan perubahan ini. Mereka berpendapat bahwa desain yang menarik pada bungkus rokok adalah teknik pemasaran efektif yang digunakan perusahaan untuk menarik pembeli.

Namun para perokok berpendapat lain. Mereka mengklaim pelarangan seperti itu akan menyebabkan perdagangan gelap tembakau. Grup pro-rokok, Forest menegaskan penolakannya terhadap wacana kebijakan tersebut. (Kevin Sanly Putera)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau