Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Darah Juga Bisa Sebabkan Rambut Rontok

Kompas.com - 18/08/2014, 12:53 WIB

KOMPAS.com - Rambut yang tipis karena banyaknya helaian yang rontok bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik, penuaan, hingga kondisi penyakit. Kenali 10 penyebab tersering rambut rontok.

1. Obat-obatan
Beberapa obat resep dokter punya efek samping merontokkan rambut. Misalnya obat pengencer darah, suplemen vitamin A, obat artritis, obat asam urat, antidepresan, obat untuk penyakit jantung, tekanan darah, dan pil KB. Jika Anda mengalami efek samping tersebut, konsultasikan pada dokter untuk meminta alternatif obat lain.

2. Penyakit tiroid
Gangguan pada kelenjar ini paling sering menyebabkan kerontokan rambut. Pasalnya, penyakit ini terjadi karena masalah hormonal, di mana kelenjar tersebut memproduksi terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit hormon tiroid. Ketika kelenjar tiroid terlalu aktif atau pasif, rambut dapat rontok dalam jumlah banyak. Mengobati penyakit tiroid pada umumnya akan memulihkan kerontokan tersebut.

3. Anestesia umum dan operasi
Operasi mayor yang menggunakan anestesi dapat menyebabkan kerontokan rambut hingga tiga bulan pascaoperasi. Anestesi dan juga tindakan operasi sebenarnya membuat tubuh Anda 'stres' secara fisik. Stres ini berpotensi memengaruhi siklus pertumbuhan rambut di kepala, termasuk kerontokannya hingga berbulan-bulan. Namun, gejala yang disebabkan operasi dan anestesia seperti itu bersifat sementara.

4. Anemia
Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi seringkali membuat rambut gampang rontok. Anemia bisa terjadi karena pola diet yang buruk, kehilangan darah, atau kondisi tubuh yang sulit menyerap zat besi. Agar rambut kuat, rutinlah mengonsumsi makanan sumber zat besi.

5. Penataan rambut
Rusaknya rambut sering dikaitkan dengan peralatan kecantikan rambut. Pengering rambut adalah salah satunya. Alat ini, termasuk besi pengeriting dan catok, mengalirkan panas ke rambut. Suhu tinggi pada rambut dapat menyebabkan kerontokan bahkan kerusakan hingga terlihat botak. Hindari pula menggunakan peralatan tersebut ketika rambut basah. Suhu tinggi akan memanaskan air yang masih ada di rambut dan menyebabkannya rusak.

6. Melahirkan
Ketika hamil, para ibu memiliki rambut yang sehat, subur, dan tebal. Namun rambut tersebut baru akan rontok setelah melahirkan, yakni saat kadar hormon estrogen dalam tubuh menurun. Gejala ini biasanya berlangsung selama tiga bulan dan akan kembali normal seiring stabilnya kadar estrogen.

7. Diet
Diet ketat dapat menyebabkan kerontokan rambut. Alasannya, tubuh tidak mendapat vitamin, mineral, dan nutrisi yang seharusnya diperoleh dari makanan rutin. Diet rendah protein juga akan menghambat pertumbuhan pori-pori rambut dan membuat rambut rontok.

8. Stres
Tekanan mental dan stres pun juga dapat menjadi penyebab rambut tipis. Meskipun kondisi tersebut biasanya sementara dan rambut Anda akan kembali normal dalam enam hingga delapan bulan.

9. Trichotillomania
Trichotillomania merupakan satu jenis kelainan jiwa dimana penderitanya sulit mengendalikan diri untuk berhenti mencabut rambutnya sendiri. Meskipun penderitanya sadar akan apa yang mereka lakukan, mereka tidak bisa melawan dorongan tersebut. Bahkan rambut yang dicabut tidak hanya dari kepala, tapi bisa dari alis, bulu mata, hidung, atau bagian tubuh lainnya.

10. Infeksi jamur
Hati-hati terhadap kerontokan rambut karena infeksi kulit kepala, misalnya jamur, yang dapat menyebabkan infeksi seperti kurap, khususnya bagi anak-anak. Kurap membuat kulit kepala jadi mudah rusak dan merontokkan rambut. Anda bisa mengatasinya dengan obat antijamur. (Kevin Sanly Putera)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com