Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Dihinggapi Lalat, Masihkah Layak Makan?

Kompas.com - 18/08/2014, 15:32 WIB

KOMPAS.com — Lingkungan yang kotor bisa menjadi rumah bagi hewan seperti kecoak dan lalat. Kita bisa menemui hewan-hewan itu bukan hanya di jalanan atau kamar mandi, melainkan juga di piring makanan. Padahal, makanan mudah sekali terkontaminasi bakteri.

Meski sebagian besar orang memahami makanan yang dihinggapi lalat sudah tidak higienis lagi, nyatanya banyak orang yang tetap mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.

Kebiasaan tersebut bukan hanya ditemui di negara berkembang. Sebuah survei yang dilakukan oleh pihak produk pembasmi serangga Orkin terhadap 1.015 orang di AS menunjukkan, dua pertiga responden mengaku tetap akan memakan hidangan yang sudah dihinggapi lalat. Sementara itu, ada 3 persen responden yang tetap mengonsumsi makanan yang sudah dihinggapi kecoak.

Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lalat rumahan (Musca domestica) bisa menyebabkan penyakit dan infeksi. Lalat bebas beterbangan dan memakan apa pun, bahkan sampah. Dari sana, lalat bisa membawa sumber penyakit dan menyebarkannya ke tempat lain.

"Banyak pegawai restoran yang tidak tahu bahwa lalat rumahan dua kali lebih kotor dari kecoak," kata Ron Harrison, PhD, ahli serangga Orkin.

Ketika hinggap di tempat kotor, lalat dapat membawa organisme penyebab penyakit. Kotoran dan sumber penyakit yang hanya menempel di bagian luar lalat hanya dapat bertahan beberapa jam. Namun, bila kotoran itu dimakan oleh lalat, sumber penyakit itu dapat bertahan dalam perut lalat hingga berhari-hari, bahkan setelah mati.

WHO menyebutkan, lalat dapat menyebarkan infeksi mata, kulit, dan organ dalam tubuh seperti diare. Orkin juga mendapati bahwa lalat dapat menyebarkan telur cacing parasit.

Bakteri yang masuk ke saluran cerna juga bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi saluran cerna, seperti muntah, diare, dan keracunan makanan.  (Kevin Sanly Putera)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com