Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/08/2014, 13:04 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Obat-obatan antinyeri merupakan andalan orang yang menderita penyakit radang sendi atau artritis. Meski obat tersebut tak bisa menyembuhkan, tapi akan mengurangi gejala nyeri dan mendukung tingkat mobilitas.

Penelitian menunjukkan, 97 persen pasien osteoartritis mengalami keterbatasan gerak dan 7 dari 10 pasien mobilitasnya berkurang, bahkan sebagian tidak bisa bergerak.

Setiap tahun nyeri yang dialami pasien artritis akan semakin bertambah sehingga ketergantungan pada obat pereda nyeri makin besar. Obat itu paling tidak membantu mereka melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau naik tangga. Padahal, konsumsi obat antinyeri yang terlalu sering sangat berbahaya.

Sebuah studi yang dilakukan di Inggris terhadap penderita artritis menemukan, 90 persen pasien minum obat antinyeri. Selain itu tigaperempat pasien menggunakan lebih dari satu obat untuk menjaga kondisinya.

Walau demikian, hampir separuh pasien mengeluhkan efek samping dari obat-obatan tersebut. Bahaya dari konsumsi obat antinyeri yang terlalu sering antara lain perdarahan usus, serangan jantung, dan stroke.

Obat antinyeri yang biasa dikonsumsi antara lain obat jeni nonsteroidal anti-inflammatories (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib dan disclofenac. Sebagian diresepkan dokter dan lebih banyak obat yang dijual bebas.

Rasa nyeri adalah gejala utama dari artritis dan gangguan muskuloskeletal. Untuk beberapa orang, rasa sakit tersebut berlangsung lama dan menghambat mereka melakukan berbagai aktivitas.

Radang sendi memang belum ada obatnya, karena itu terapi yang diberikan dokter adalah menghilangkan rasa sakitnya sehingga pasien tetap bisa beraktivitas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+