“Organ tubuh bayi prematur belum berfungsi dengan baik dan berisiko mengalami masalah kesehatan,” terang dokter spesialis anak, Esther H Situmeang di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Karenanya perlu perawatan khusus bagi bayi prematur yang lahir dalam usia kehamilan kurang dari 37 minggu ini. Semakin cepat usia kelahirannya, maka risiko komplikasi terhadap kesehatan meningkat. Masalah yang terjadi pada bayi prematur pun tak hanya terjadi pascalahir, tetapi juga saat mereka dewasa. Apa saja?
Kurang cerdas di sekolah
Bayi yang lahir prematur biasanya memiliki Intelligence Quotient (IQ) rendah. Ia dinilai kurang cerdas ketika memasuki usia sekolah dibanding teman-temannya yang lahir normal.
“Mereka akan kesulitan belajar. Jadi saat belajar perlu banyak bantuan,” terang Esther.
Namun tidak semua demikian. Salah satu contoh yaitu ilmuan asal Inggris, Sir Ihaac Newton. Meski dilahirkan prematur, buktinya newton menjadi ahli matematika, fisika, hingga astronomi dengan IQ 190. Saat lahir berat badan Newton hanya 1,3 Kg.
Tubuh lebih kecil
Pertumbuhan bayi yang lahir prematur biasanya terhambat. Hingga dewasa, bayi ini pun akhirnya memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding teman-teman seusianya.
Gangguan perilaku
Bayi yang lahir prematur juga bisa mengalami gangguan perilaku akibat kelemahan sistem syaraf saat lahir. Gangguan perilaku di kemudian hari pun sudah bisa dideteksi saat bayi berkembang. Misalnya saja, anak gelisah, emosi, dan terlambat bicara.
Masalah kejiwaan
Selain bermasalah dari sisi akademis, bayi yang lahir prematur juga berpotensi mengalami masalah kejiwaan. Sebab, saat lahir sistem fungsi otaknya belum sempurna. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi otak saat dewasa. Mereka lebih mudah depresi dan mengalami gangguan psikis.
Masalah pada bayi prematur di kemudian hari perlu menjadi perhatian khusus bagi para orang tua. Kesehatan si bayi perlu terus dipantau pascalahir dan masa perkembangan.