Sembilan orang penerima tanda apresiasi tersebut adalah dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ (pengagas Undang-undang Kesehatan Jiwa), Syarifah Yessi Hediyati (Kasie Konseling Jiwa Dinas Kesehatan Provinsi Aceh), dr. Fadhlina (pengelola program kesehatan jiwa dan NAPZA Puskesmas Tebet, Jakarta), Syukriyah (Perawat Bidan Kesehatan Jiwa di Aceh), Martha Hamun (Panti Joint Andulam Ministry di Palangkaraya, Kalimantan), dr Arni Sultan (Puskesmas Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan), Soebagjiono (Puskesmas Bantur, Malang, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten Jawa Timur), Dominika S.Sos (Dinas Kesehatan Sekadau Kalimantan Barat, dan Lilik Suwardi (pengurus Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia).
"Para tenaga kesehatan jiwa maupun pekerja sosial ini memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan jiwa. Setelah mereka meningkatkan kesehatan jiwa di wilayah masing-masing, diharapkan implikasi upaya mereka juga dapat dirasa manfaatnya oleh masyarakat," ujar Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Eka Viora di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Eka menjelaskan, kriteria penilaian dilihat dari waktu dedikasi mereka ke masyarakat untuk mengedukasikan dan penanganan masalah gangguan jiwa. Kemudian seberapa besar dampak program yang mereka kembangkan untuk orang dengan gangguan jiwa dan masyarakat sekitar.
Apresiasi ini diberikan bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014 dengan tema Living with Schizophrenia. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan PT Johnson & Johnson Indonesia, serta Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.
Eka menyadari, program mengenai kesehatan jiwa terkadang masih dipandang sebelah mata. Meski demikian, kesembilan orang ini pun tak pernah lelah dan menyerah menangani masalah kesehatan jiwa.
"Kami berharap sembilan penerima ini mampu memacu semangat tenaga kesehatan jiwa maupun pekerja sosial lainnya untuk mendukung dan berupaya menyebarluaskan edukasi yang komprehensif," lanjut Eka.
Ia juga berharap makin banyak para tenaga kesehatan dan pekerja sosial yang mampu memberikan terapi tepat untuk gangguan kejiwaan terutama skizofrenia. Orang dengan skizofrenia membutuhkan terapi agar kembali aktif dan produktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.