Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2014, 08:30 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Menangis merupakan komunikasi pertama yang bisa dilakukan bayi. Melalui tangisan pula bayi mengungkapkan dirinya merasa lapar atau rasa sakit pada tubuhnya. Hal ini normal dialami pada bayi.

Namun, bagaimana jika tiba-tiba bayi terus menangis berlebihan? Hal ini bisa jadi bayi mengalami kolik. Kolik adalah nyeri perut yang cukup hebat pada bayi.

Dokter spesialis anak, Muhammad Juffrie mengatakan, bayi yang mengalami kolik sulit didiamkan saat menangis meskipun sudah dihibur atau ditenangkan oleh orang tuanya.

"Tandanya bayi menangis terus bisa lebih dari 3 jam," ujar Juffrie dalam diskusi "Pentingnya Kesehatan Pencernaan pada Bayi" di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Umumnya diderita oleh bayi yang baru lahir hingga berusia 4 bulan. Bayi akan menangis dengan nada tinggi minimal 3 hari dalam satu minggu.

Peristiwa ini sering kali membuat sang ibu panik karena bayi menangis hingga wajah memerah, kening berkerut, kaki ditarik-tarik ke atas perut, dan tangan mengepal. Periode menangis biasanya terjadi pada malam hari. Akibatnya, pola tidur akan terganggu.

Penyebab kolik belum diketahui pasti. Namun, beberapa hipotesis mengatakan bahwa penyebab kolik diantaranya intoleransi makanan, alergi protein susu sapi, dan aktivitas laktase yang rendah.

Juffrie mengatakan, kolik hanya gangguan fungsi pada saluran cerna pada bayi yang memang belum sempurna. Sering kali kolik bisa hilang dengan sendirinya. Menurut dia, sebaiknya bayi tidak diberikan obat pengurang rasa sakit saat mengalami kolik.

"Bayi itu komplikasinya lebih banyak. Jadi hati-hati kalau memberikan obat kepada bayi," kata Juffrie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau