Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osteoporosis, Penyakit Orangtua yang Diakibatkan Kebiasaan Sejak Muda

Kompas.com - 08/12/2014, 16:22 WIB

KOMPAS.com -
Penyakit osteoporosis memang sebagian besar diderita oleh orang berusia lanjut, sehingga remaja dan orang dewasa kurang peduli bahaya dari penyakit tersebut. Padahal, kebiasaan sejak muda seperti lebih banyak duduk dan kurang bergerak bisa menyebabkan tulang lebih mudah rapuh di usia tua.

“Osteoporosis ini penyakit orang tua, namun ini merupakan hasil dari kebiasaan mereka di waktu muda. Banyak anak muda yang lebih suka nokrong, ngopi dan merokok serta jarang melakukan olahraga sehingga rentan mengalami osteoporosis,” ujar Anita Hutagulung, Ketua Perkumpulan Warga Tulang Sehat (Perwatusi) dalam puncak peringatan Hari Osteporosis Nasional di Monas, Jakarta, Minggu (07/12/14)

Gaya hidup kurang bergerak atau sedentari memang telah menjadi gaya hidup sebagian besar orang di perkotaan. Berdasarkan hasil riset consummer polling Fonterra 2013 di Indonesia terungkap, masyarakat di kota besar rata-rata duduk terus menerus selama 7 jam pada hari kerja dan 5 jam pada akhir pekan. Ditambah lagi, konsumsi susu Indonesia baru mencapai 11,09 liter perkapita pertahun.

Kombinasi kedua faktor tersebut bisa memperbesar risiko penyakit osteoporosis di usia senja. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang, di mana tulang menjadi tipis, rapuh, dan mudah patah.

Penyakit osteoporosis sendiri sering tidak menunjukkan gejala. “Osteoporosis sering disebut silent disease, makanya pencegahan adalah hal yang sangat penting, karena kita tidak akan tahu jika tidak melakukan pemeriksaan," kata Dr.Nicolaas Budhiparama, Sp.OT-K, Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, dalam acara yang sama.

Nicolaas mengatakan, sering terjadi seseorang tidak menyadari dirinya menderita osteoporosis tetapi terlihat semakin pendek, semakin bungkuk, dan tulangnya gampang patah karena benturan kecil. "Patah tulang pada seseorang yang sudah mengalami osteoporosis adalah disaster, karena penanganannya juga susah,” katanya.

Penanganan patah tulang pada orang yang osteoporosis akan lebih sulit karena kondisi tulangnya yang keropos. Oleh karena itu pencegahan seharusnya menjadi hal utama. Pencegahan bisa dilakukan dengan pemenuhan asupan kalsium, melakukan aktivitas fisik teratur dengan pembebanan, serta gizi seimbang.

Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini, Pemerintah bersama Perosi, Perwatusi dan Fonterra telah melakukan berbagai kegiatan sejak sepuluh tahun lalu. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan dan memperkenalkan senam pencegahan osteporosis I, II serta Osteo Dance.

“Senam tersebut adalah salah satu bentuk aktifitas fisik, dan diharapkan dapat memelihara serta meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang bila dilakukan dengan baik, benar dan teratur,” katanya. 

Dalam acara Puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional, berbagai kegiatan dirancang untuk mengajak seluruh masyarakat bergerak aktif dengan mengusung konsep yang disebut Movathon-  kegiatan olah gerak seperti 3.5K Fun Walk, 5K Fun Run, juga kelas olahraga secara gratis seperti kelas Zumba, Cross Fit, Freeletics dan Muaythai yang meramaikan acara puncak peringatan kali ini. Pemeriksaan tulang secara gratis juga tersedia sebagai bagian dari upaya pencegahan osteoporosis melalui pemeriksaan dini.  (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com