Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2014, 17:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
– Menjadi wanita karier bukan halangan untuk tetap memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi. ASI harus menjadi prioritas karena merupakan makanan terbaik untuk bayi. Para ibu yang bekerja harus berusaha menyukseskan pemberian ASI selama minimal enam bulan.

Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto mengungkapkan sejumlah cara agar bayi tetap mendapat ASI meski ibu bekerja. Diantaranya, tabunglah ASI sebanyak mungkin. Kemudian, simpan ASI di lemari es.

Menurut Mia, jika disimpan dengan suhu di bawah 12 derajat celcius, ASI bisa tahan 6 hingga 12 bulan. Para ibu pun tak perlu takut produksi ASI akan habis atau sedikit karena diperah.

“Saat bayi tidak menyusui, gunakanlah waktu untuk memerah ASI. Nanti akan terbentuk pola sendiri, kapan menyusui kapan memerah ASI,” ujar Mia saat ditemui dalam acara Indonesia Maternity, Baby, and Kids Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (5/12/2014).

Kemudian, beri tahu ke tempat bekerja jika akan memberikan ASI eksklusif. Cek apakah di kantor Anda sudah ada ruang khusus menyusui untuk memerah ASI atau tidak. Jika tidak ada, Anda berhak meminta perusahaan untuk menyediakan ruang khusus ibu menyusui.

Sebab hal itu merupakan kewajiban  kantor, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini diatur dalam Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Sayangnya, belum semua perusahaan mematuhi hal itu. Akhirnya wanita menggunakan toilet sebagai ruang menyusui dan memerah air susu ibu.

“Memangnya mau makan di toilet? ASI yang diperah, kan makanan bayi. Kalau (di toilet) itu sama saja dengan saat makan di restoran tidak dapat duduk, lalu makan di toilet. Mau tidak? Itu adalah hak semua wanita,” pungkas Mia.

Agar ASI tetap lancar, wanita karier juga harus menghidari stress. Sebab, kondisi stres dapat menurunkan produksi hormon oksitosin. Hormon itu dapat memperlancar ASI. Menurut Mia, hal ini memang cukup sulit dihindari bagi ibu pekerja.

“Belajarlah bagaimana mengatur stress, misalnya dengan mendengarkan musik, pijat, mengatur teknik pernapasan, dan rileksasi,” imbuh Mia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau