Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2014, 08:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Ada berbagai zat yang bisa memicu alergi, salah satunya adalah debu rumah. Dibanding dengan menghindari alergen yang disebabkan oleh makanan, menghindari debu rumah sebenarnya cukup sulit.

Debu rumah merupakan tempat mangkal aneka zat pemicu alergi, seperti serpihan sel kulit mati, spora jamur, sisa bangkai kecoa, dan lain sebagainya. Namun penyebab utama alergi debu rumah adalah tungau debu rumah yang berukuran sangat kecil.

Menurut dr.Iris Rengganis, Sp.PD, spesialis alergi dan imunologi, alergi debu antara lain dipicu oleh gaya hidup ala Barat. "Kita ini hidup di negara tropis tapi mau ikut-ikut orang Barat yang rumahnya memakai karpet tebal. Padahal mereka itu pakai karpet karena udaranya dingin," katanya dalam acara peluncuran Rumah Inovasi yang diadakan oleh Philips di Jakarta (17/12/14).

Tungau debu rumah senang hidup di sudut-sudut rumah dan tempat yang lembab dan hangat seperti karpet, sofa, tirai jendela, atau boneka berbulu.

Iris menjelaskan, orang yang mengidap alergi debu akan seumur hidup menderita alergi ini. "Kalau orang yang alergi makanan yang suatu saat masih bisa ditoleransi dan lama kelamaan akan menjadi kebal, sementara kalau alergi debu seumur hidup akan terus ada," kata dokter dari RS.Mayapada Jakarta ini.

Cara terbaik untuk mengatasi alergi debu adalah dengan menjaga kebersihan rumah sehingga rumah bebas dari debu. "Seumur hidup kita harus menghindari bantal kapuk, jangan memakai karpet atau memajang boneka bulu di kamar," katanya.

Selain itu, ruangan rumah tidak cukup hanya disapu dan dipel tapi juga sebaiknya disedot debunya memakai vacuum cleaner. "Sedot debu di sofa dan tempat tidur. Cuci seprai dan sarung bantal seminggu sekali. Untuk mereka yang menderita alergi berat, Iris menyarankan untuk menggunakan seprai antitungau debu khusus," sarannya.

Hindari pula penggunaan mebel berlapis bantalan tebal dan semua benda pengumpul debu seperti rumbai-rumbai pada tempat tidur, atau tirai yang terlalu tebal.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com