Walau berada di peringkat satu, William bermain kurang memuaskan pada set pertama. Ia tertinggal 0-6 dari petenis Italia Flavia Pennetta. Saat istirahat menuju set selanjutnya, William meminta kopi espresso.
Permintaan William tersebut tampak lucu, bahkan ia juga menganggapnya demikian. Tapi, secangkir espresso tersebut terbukti berhasil membuatnya mengubah kedudukan. Ia pun mendominasi di dua set selanjutnya dengan angka 6-3 dan 6-0.
Atlet wanita ini menyalahkan jet lag dan tidak sempat meminum kopi sebagai alasan ia agak lambat di set pertama. "Saya peminum kopi. Pagi tadi saya tidak sempat minum dan merasa perlu meminumnya," katanya.
Rasa "nagih" kopi sebenarnya tak selalu disebabkan karena kecanduan. "Ini lebih kepada sistem tubuh kita telah terbiasa ada kopi dan akan bereaksi ketika kafein belum ada," kata Cyntia Sass, kontributor penulis nutrisi di majalah Health.
Karena itu, menurut Sass, jika kita sudah lama menjadi peminum kopi rutin, jika satu waktu belum bertemu kopi kita akan merasakan gejala sakit kepala, lemas, kesigapan menurun, dan perubahan mood.
"Biasanya gejala itu kita rasakan jika selama kini kita minum sekitar 500 miligram kafein atau lebih," katanya.
Meski demikian, bukan berarti orang yang minumnya hanya sedikit namun rutin tak akan mengalami gejala yang sama. "Sekitar 8 ons kopi bisa memiliki 200 miligram kafein. Bahkan kopi esspresso bisa lebih tinggi lagi kafeinnya," katanya.
Bagi seorang atlet, kafein juga membantu meningkatkan perfoma atletik dengan bertambahnya kekuatan otot dan ketahanan fisik. Selain itu, rasa lelah juga akan berkurang.
"Minum kopi di sela aktivitas bisa meningkatkan performa," kata Marisa Moore, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Walau demikian, kopi seharusnya diminum dalam jumlah sedang. Untuk meningkatkan performa atletik tubuh, direkomendasikan untuk minum 6 mg/kilogram berat badan. Sebaiknya hindari kopi sebagai jalan pintas saat kita sedang kelelahan atau sedang stres.
"Kunci utamanya adalah mendengar apa kebutuhan tubuh dan jujur pada diri sendiri mengapa kita merasa butuh secangkir kopi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.