Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi "Ngemil" di Malam Hari Berpotensi Merusak Memori

Kompas.com - 24/02/2015, 19:30 WIB

KOMPAS.com - Kebiasaan menunda makan malam sampai terlalu larut atau sulit menahan keinginan untuk ngemil es krim dan cookies sebelum tidur ternyata bukan hanya bahaya bagi lingkar pinggang. Lebih dari itu, hobi makan malam-malam ini beresiko merusak fungsi otak.

Para ahli yang mempelajari tentang jam internal tubuh menemukan bahwa kebiasaan makan di "waktu yang salah" setiap harinya, terutama jam dimana seharusnya kita tidur, dapat mengganggu fungsi otak untuk belajar dan menyimpan memori.

Peringatan ini tentu perlu diperhatikan bagi siapa saja yang masih tak bisa berhenti mengunyah sampai  malam hari,  termasuk para pekerja shift malam.

Walau pun penelitian ini dilakukan terhadap tikus, tapi secara prinsip juga berlaku untuk manusia, kata Christopher Colwell, profesor psikiatri dan ilmu biobehavioral di University of California, Los Angeles.

Meski pada era modern ini manusia dituntut dengan jadwal kerja yang panjang dan berat sehingga kita kerap menggeser waktu makan malam menjadi lebih larut, tapi tubuh kita perlu mengikuti siklus yang spesifik agar tetap sehat. Dengan kata lain, kita tak bisa seenaknya bekerja dan makan tanpa batasan jam. Semua ada waktunya sesuai jam biologis tubuh.

"Sistem biologis bekerja sesuai dengan ritme kegiatan harian," jelas Colwell.
Irama sirkadian mengikuti siklus 24 jam dan mengatur banyak hal dalam tubuh kita, mulai dari perilaku kita sampai dengan pelepasan hormon untuk memberitahu kapan saatnya harus pergi tidur.

Mengacaukan siklus tidur dan bangun akan memberikan pengaruh yang buruk bagi kesehatan.  Penelitian membuktikan hal tersebut dapat memicu diabetes tipe 2 dan masalah sistem kekebalan tubuh.

Hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif, terutama kemampuan belajar dan mekanisme memori. "Cobalah untuk memberikan otak Anda latihan dengan kondisi saat mengalami jet lag dan Anda pasti akan tahu apa yang dirasakan," katanya.

Kebiasaan ngemil di tengah malam serta sering terlambat makan adalah salah satu pengganggu siklus tidur dan bangun. Selain itu, paparan cahaya di malam hari atau melakukan latihan kardiovaskular yang berat saat mendekati jam tidur, juga sebaiknya dihindari.

Dalam percobaannya, Colwell dan rekan-rekannya membiarkan satu kelompok tikus untuk makan dalam waktu yang normal, sementara tikus di kelompok kedua hanya diperbolehkan untuk mengunyah selama waktu tidur normal mereka. Semua tikus makan jumlah makanan yang sama dan tidur dalam jumlah jam yang sama, hanya saja kelompok kedua tidur pada waktu yang berbeda setiap harinya.

Setelah beberapa minggu, tikus diberi tes belajar, seperti belajar untuk mengasosiasikan nada dengan kejutan. Ternyata tikus yang makan ketika mereka seharusnya tidur akan "terancam" dalam kemampuan mereka untuk mengingat segala hal yang mereka pelajari, kata Colwell. Mereka juga memiliki lebih banyak kesulitan untuk mengenali objek baru dan menunjukkan perubahan dalam hippocampus mereka, daerah otak yang terlibat dalam belajar dan memori.

"Pengingat dalam otak kita dirancang untuk selalu tetap dan teratur pada jadwal tertentu.", jelas Colwell

Bagaimana dengan pekerja shift malam? Colwell menyarankan untuk menyesuaikan dengan "zona waktu" mereka yang konsisten pada satu jadwal. Sayangnya, cukup banyak pekerja yang bekerja di malam hari selama seminggu, lalu minggu depan kembali ke jadwal bekerja di siang hari. "Hal ini sebenarnya menghancurkan siklus tubuh," katanya. (Monica Erisanti)

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau