Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2015, 11:17 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Kebanyakan dari orang tua pasti akan menjawab: perlu! Namun sebenarnya, selama jumlah tidur anak di malam hari sudah tercukupi dan anak tidak terlihat mengantuk di siang hari bisa saja mereka tidak tidur siang. 

Terkait dengan tidur siang serta pengaruhnya dengan anak, para periset dari Australia  mengulas 26 studi yang telah dipublikasikan tentang seberapa besar tidur siang mempengaruhi tidur di malam hari, juga belajar dan perilaku sepanjang hari. Para periset menjumpai sedikit kesepakatan di balik fakta bahwa setelah usia dua tahun, anak-anak yang tidur siang bisa tidak cukup tidur di malam hari. 

“Namun, studi ini bukan berarti Anda membolehkan anak untuk tidak tidur siang. Karena ada banyak waktu sehari untuk bisa tidur tetapi tidak berarti tidur siang menyebabkan tidur yang buruk,” urai Jodi Mindell, associate director di klinik tidur, The Children’s Hospital, Philadelphia. 

Saat berusia dua tahun, kebanyakan anak sebaiknya tidur di malam hari selama 10-11 jam serta tidur siang selama 1-3 jam. Anak-anak yang tidur siangnya cukup lama dan tidak kesulitan untuk tidur di malam hari serta bangun sendiri di pagi hari, bisa menunjukkan waktu istirahatnya cukup. 

Tujuh studi yang diulas peneliti Australia fokus terhadap hubungan antara tidur siang dengan tidur malam hari. Analisis menjumpai hubungan antara tidur siang serta waktu tidur malam yang lebih telat periode tidur di malam hari lebih pendek dan lebih sering bangun di malam hari. 
 
Satu studi terhadap anak TK yang memiliki pilihan istirahat siang menjumpai bahwa anak tidur terlambat di malam hari setelah tidur siang dibandingkan dengan tanpa tidur siang. 
 
Sejumlah studi menunjukkan tidur siang membantu pembelajaran bahasa tetapi lainnya menjumpai hal sebaliknya. Kecemasan dan kekhawatiran lebih sering terlihat pada anak yang tidak tidur siang. Tetapi penelitian lain menunjukkan hubungan antara tidur siang yang lebih lama dengan tingkah anak yang memperlihatkan depresi. 
 
Terkait dengan tidur siang, orang tua sebaiknya tidak fokus atas jumlahnya. Sebaliknya, lanjut Dr. Judith Owens, direktur di Center for Pediatric Sleep Disorders, Boston Children’s Hospital yang tidak terlibat dalam penelitian, beri perhatian pada tingkah laku anak. 
 
Sebagai contoh, bila anak tidur 10 jam setiap hari di hari biasa dan 11 jam di akhir pekan, kemungkinan mereka kurang cukup tidur. Atau bila anak kerap mengantuk di mobil atau saat menonton kartun atau film, menjadi tanda lain kalau mereka membutuhkan lebih banyak tidur. 
 
Anak yang cukup tidur akan bangun dengan sendirinya tanpa bantuan alarm. Untuk anak batita atau prasekolah yang tetap membutuhkan tidur siang, waktu istirahatnya jangan terlalu sore guna menghindari waktu tidur yang terlambat di malam hari. Sehingga mereka tetap mendapat cukup waktu tidur dalam periode waktu 24 jam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau