Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2015, 12:13 WIB

KOMPAS.com - Ada banyak jenis jajanan khas Indonesia yang selalu bikin kita sering sulit menolak godaannya. Konsumsi camilan sebenarnya disarankan di sela waktu makan sebenarnya dianjurkan. Jika Anda takut program diet berantakan, pilihlah camilan rendah kalori yang tetap mengenyangkan.

Jumlah camilan yang dianjurkan adalah sekitar 150-200 kalori. Tetapi sayangnya jenis camilan dan jajanan khas yang biasa kita santap ternyata mengandung kalori yang cukup tinggi. Nah, agar kita tak kebablasan ketahui kandungan kalori jajanan favorit berikut ini:

Pempek
Kandungan gizi : Tiap 1 potong pempek mengandung 39 kkal, 4,72 g karbohidrat, 1,04 g lemak, dan 2,52 g  protein.

Tips sehat :
Karena disajikan dengan cara digoreng,  makanan ini sama dengan gorengan pada umumnya. Selain itu, pempek biasanya dinikmati bersama dengan cuka, sebaiknya mereka yang memiliki gangguan lambung perlu membatasinya.

Siomai
Kandungan gizi : Tiap 1 potong siomay mengandung 51 kkal, 6,03 g  karbohidrat, 0,85 g  lemak, dan 4,54 g  protein. Untuk 1 porsi lengkap yang terdiri dari siomai, tahu, kol, dan kentang, serta ditambah dengan bumbu kacang, kurang lebih mengandung sekitar 500 kkal.

Tips sehat :
Siomai yang umumnya kita jumpai, mengandung protein hewani yang sangat sedikit, bahkan ada yang tidak mengandung protein sama sekali, dan cenderung lebih banyak komposisi adonan tepungnya saja. Seharusnya jumlah perbandingan antara tepung dengan ayam/ikannya harus seimbang.

Karena proses pemasakan siomai dilakukan dengan cara dikukus, maka kalorinya tidak terlalu tinggi. Meskipun kalorinya tidak tinggi, tetapi bumbu kacang yang dijadikan pelengkap memiliki kalori yang tinggi. Apalagi jika kacangnya digoreng, kandungan kalorinya akan lebih tinggi. Jika ingin mengonsumsinya setiap hari, sebaiknya kurangi bumbu kacangnya.

Batagor
Kandungan gizi : Tiap 1 potong batagor mengandung 58 kkal, 5,83 g  karbohidrat, 2,98 g  lemak, dan 2,06 g protein.

Tips sehat :
Sebenarnya adonan batagor sama dengan siomai, namun yang membedakannya hanya cara penyajiannya saja. Batagor disajikan dengan cara digoreng dan juga ditambah dengan bumbu kacang sebagai pelengkapnya, maka asupannya perlu dibatasi.  

KOMPAS/LASTI KURNIA Batagor

Gorengan

Tempe Goreng
Kandungan gizi : Tiap 1 buah tempe goreng mengandung 34 kkal, 1,79 g karbohidrat, 2,28 g  lemak, dan 2,00 g  protein.

Tahu Goreng
Kandungan gizi : Tiap 1 buah tahu goreng mengandung 35 kkal, 1,36 g karbohidrat, 2,62 g  lemak, dan 2,23 g  protein.

Pisang Goreng
Kandungan gizi : Tiap 1 iris pisang goreng mengandung 68 kkal, 9,74 g karbohidrat, 3,58 g  lemak, dan 0,40 g  protein.

Ubi Goreng
Kandungan gizi : Tiap 30 gr ubi goreng mengandung 48 kkal, 16,6 g  karbohidrat, 0,4 g lemak, dan 1,1 g  protein.

Singkong Goreng
Kandungan gizi : Tiap 20 gr singkong goreng mengandung 57 kkal, 5,69 g karbohidrat, 3,6 g  lemak, dan 0,2 g  protein.

Tips sehat :
Penggunaan tepung terigu dan minyak yang banyak, dengan proses penggorengan yang lama akan membuat minyak yang terserap dalam makanan lebih banyak. Pemakaian minyak yang berlebihan akan dipakai sebagai sumber produksi kolesterol di dalam tubuh.

Konsumsi gorengan terlalu sering bisa meningkatkan kadar trigliserin dan kolesterol dalam darah. Selain itu, karena mengandung minyak yang tinggi, maka kadar kalorinya pun juga tinggi. Hal ini tentu bisa membuat berat badan bertambah.

Martabak Manis
Kandungan gizi : Tiap 1 buah martabak manis mengandung 347 kkal, 44,66 g  karbohidrat, 16,12 g  lemak, dan 8,97 g  protein.

Tips sehat :
Kandungan kalori dalam martabak sangat tinggi, apalagi jika isian dan taburannya beragam dan banyak. Secara keseluruhan martabak manis tidak mengandung gizi yang seimbang karena kandungan karbohidratnya lebih banyak dan kandungan proteinnya hanya sedikit.

Kue Cubit
Kandungan gizi : Tiap 60 gr kue cubit mengandung 183 kkal

Tips sehat :
Banyak orang yang senang menikmati kue cubit dalam kondisi yang setengah matang. Jika kue cubit setengah matang jika didiamkan dalam suhu ruang dalam waktu yang lama akan meningkatkan risiko cepat basi. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau