Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2015, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Menyantap makanan selagi hangat atau menyeruput minuman dingin yang nikmat adalah bentuk kesenangan yang banyak dicari oleh pehobi wisata kuliner. Tapi lain ceritanya jika saat menyantap hidangan tersebut gigi malah terasa ngilu. Bisa jadi itu pertanda Anda mengalami gigi sensitif.

Gigi sensitif atau dentin hypersensitivity juga memiliki gejala gigi terasa ngilu terhadap rangsangan tertentu, seperti ketika terkena udara, makanan manis atau asam.

"Ciri utama gigi sensitif adalah rasa sakit yang pendek dan tajam saat terkena rangsangan. Tapi biasanya setelah itu keluhannya hilang sehingga banyak orang merasa tidak perlu menindaklanjuti," kata Jehezkiel Martua, GlaxoSmithKline (GSK) Oral Health Care Expert Marketing, dalam acara konferensi pers Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu! di Tangerang Selatan (11/4/15).

Pemicu kondisi tersebut adalah email gigi yang menipis karena gusi yang turun sehingga akar gigi atau dentin terekspos. Dentin ini memiliki saluran-saluran yang sangat kecil yang langsung berhubungan dengan saraf gigi.

Penyebabnya berbagai macam. Menurut dokter gigi yang akrab disapa Eki ini, kebiasaan menyikat gigi yang salah juga lama kelamaan membuat gusi turun.

"Penyebab lain adalah proses pemutihan gigi karena bahannya bersifat asam sehingga lapisan email akan tipis," kata Eki.

Problem kesehatan ini bisa dialami siapa, tapi kebanyakan adalah mereka yang masih berusia produktif, baik pria atau wanita. "Hampir 43 persen populasi pernah mengalami gigi sensitif. Ini tentu mengganggu karena karakter orang Indonesia itu doyan makan, di acara apa pun pasti ada makan-makannya," kata Danny Hadhyan, Marketing Director GSK.

Keluhan gigi ngilu juga sempat dialami presenter Fenita Arie. Ia mengaku gigi ngilu adalah salah satu hal yang menjadi musuh hobinya dalam mencoba berbagai makanan.

"Setiap weekend, kami sekeluarga senang mencoba restoran baru. Tapi jadi nggak happy karena susah menikmati. Memang sih keluhan ini datang dan pergi, tapi lama kelamaan jadi sering," kata Fenita.

Ibu dua anak ini juga pernah memeriksakan keluhan gigi ngilunya ke dokter gigi. "Saya pernah minta dokter untuk menambal gigi yang ngilu, ternyata diberitahu dokter bahwa penyebabnya bukan lubang gigi namun emailnya tipis," ujarnya.

Fenita mengatakan salah satu bagian giginya agak meregang akibat ia pernah tidak tuntas memakai kawat gigi. "Akibatnya gusi jadi turun," imbuhnya.

Apa yang Fenita alami ternyata juga banyak dialami oleh masyarakat umum. Dalam kampanye Sensodyne "Enjoy Tanpa Ngilu" di internet periode 19 Januari-31 Maret 2015 terungkap, gigi ngilu memang bisa membuat momen kebersamaan terganggu.

Kompas.com/Lusia Kus Anna Talkshow Sensodyne Enjoy Tanpa Gigi Ngilu di mal Living World, Tangerang Selatan, Sabtu (11/4/15).

Bisa diatasi

Efek gigi ngilu sendiri bukan hanya menyebabkan tidak nyaman. Dalam studi kualitatif yang dilakukan oleh Universitas Sheffield, Inggris, bekerjasama dengan GSK, disebutkan gigi sensitif berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari.

"Kondisi ini berdampak pada aspek fungsional, emosional, dan sosial. Dampak fungsional misalnya kita jadi takut sikat gigi di bagian yang ngilu, rasa tidak nyaman juga membuat kita kesal, dan terutama kita jadi enggan ikut acara sosial," kata Eki.

Para ahli di MayoClinic menegaskan, jika selama menyikat gigi, mengunyah atau minum Anda menghindari tempat yang sensitif ini karena rasa ngilu, berarti Anda memerlukan pengobatan. Tidak bisa membersihkan gigi secara tuntas karena gigi gilu juga bisa memicu timbulnya penyakit gusi dan gigi.

"Rasa ngilu pada gigi bukan hanya karena gigi sensitif, karenanya harus konsultasikan," kata Eki.

Setelah menemukan penyebab gigi sensitif, dokter gigi akan merawat bagian tersebut dan menganjurkan dilakukannya program pemeliharaan. Termasuk di dalamnya memakai pasta gigi untuk gigi sensitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau