Menurut Hasil, jika terbukti benar, kepolisian dapat bergerak untuk menindak asal muasal beras sebelum dipasarkan melalui penjual. Selain itu, dalam penjualan beras seharusnya dijelaskan masing-masing varietasnya agar jelas asal usulnya. "Kita mengusulkan supaya setiap kemasan itu harus ada varietasnya apa. Kita ada 300-an varietas," katanya.
Hasil mengaku, pihak Kementan pun sudah mengambil sampel beras tersebut untuk diteliti lebih lanjut.
Sedangkan, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama melalui siaran tertulis (21/5/2015), hasil resmi akan disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan yang juga melakukan penelitian. "Publik sebaiknya menunggu hasil penelitian BPOM yang memang berwenang dan memiliki alat, serta pakar untuk memeriksa kandungan dalam beras tersebut," ujar Tjandra.
Seperti diketahui, hari ini pemerintah Kota Bekasi mengumumkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh PT. Succofindo. Menurut hasil penelitian, beras yang ditemukan di Bekasi, Jawa Barat terbukti mengandung Polyvinyl Chloride, yaitu bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan pipa.
Uji laboratorium menggunakan sampel beras milik Dewi Septiani, penjual bubur di Perumahan mutiara Gading Timur dan beras di toko milik Sembiring. Beras juga mengandung plastiser plastik seperti Benxyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP), dan Diisononyl Phtalate (DNIP). Ketiga bahan tersebut, merupakan pelembut yang biasa digunakan bersamaan dengan Polyvinil Chloride agar pipa mudah dibentuk. Jika dikosumsi secara terus menerus, beras plastik tentunya berdampak buruk bagi kesehatan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Ari Fahrial Syam mengungkapkan, plastik yang merupakan benda asing dalam tubuh bisa merusak sistem pencernaan manusia. Lebih dari itu, zat kimia pada plastik dapat merusak sejumlah organ penting dalam tubuh manusia seperti ginjal, hati, dan bisa menyebabkan kanker. Bahkan, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, bukan tak mungkin bisa mengganggu sistem saraf di otak.