"Beras analog dibuat dari ubi kayu, ubi jalar. Lebih sehat karena komposisi gizi bisa dibuat, misalnya karbohidratnya berapa, proteinnya berapa. Ditambah vitamin C, vitamin E, mau ditambah zinc bisa," terang Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/5/2015).
Menurut Hasil, pembuatan beras analog ini merupakan inovasi dalam diversifikasi pangan. Hasil menjelaskan, beras analog pernah dibuat oleh bagian teknologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga Balitbangkes Kementan.
Makanan olahan yang dibentuk menyerupai beras ini, sangat cocok digunakan untuk orang-orang penderita diabetes. Sebab, beras analog dibuat lebih sehat dengan kandungan gula yang rendah. Namun, penyimpanan beras analog tidak dapat bertahan lama, karena tanpa bahan pengawet.