Sebenarnya tidak hanya buah dan sayur saja, sejumlah makanan lain pun bisa diproses atau disiapkan dengan cara keliru sehingga efek sehatnya dapat menurun. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui saat menyiapkan maupun mengonsumsi makanan, agar manfaatnya tidak banyak berkurang.
Teh hitam. Konsumsi teh sebaiknya memang tidak memakai gula. Kalau menambahkan susu? Studi menunjukkan bahwa ketika Anda menambahkan susu ke dalam teh hitam, antioksidan yang terkandung di dalam teh tidak akan terpengaruh. Hanya saja, manfaat kardiovaskuler yang diharapkan, bisa terpengaruh.
Protein pada susu, dapat mengikat katekin teh, komponen flavonoid dan antioksidan pelawan penyakit. Sehingga membuat komponen bermanfaat tersebut lebih sulit diserap oleh tubuh.
Brokoli. Brokoli dipadati dengan vitamin C, klorofil, antioksidan, dan komponen antikarsinogenik. Kalau Anda terbiasa merebus sayuran kelompok krusifera ini, ada baiknya mulai mengurangi kebiasaan tersebut.
Studi di Tiongkok tahun 2009 menjumpai bahwa untuk mendapat manfaat kesehatan dari brokoli, mengukus menjadi metode memasak terbaik. Sementara merebus dan menumis akan membuat banyak nutrisi penting dalam brokoli hilang.
Stroberi. Kalau terbiasa memotong stroberi sebelum disantap, ada baiknya menghentikan kebiasaan tersebut. Memotong, dikatakan Kristy Del Coro, nutrisionis kuliner senior SPE Certified akan memaparkan lebih banyak sel terhadap elemen yang membuat nutrisinya menjadi jelek. Tambahan lagi, vitamin C yang terdapat pada stroberi, sensitif terhadap cahaya dan oksigen.
Sebagai tambahan, mengonsumsi stroberi yang dibekukan juga masih oke. Mengingat produk beku nyatanya dapat menahan lebih banyak nutrisi.
Bawang putih. Tak seperti vitamin C, allicin (komponen pelawan kanker) yang ada pada bawang putih, bermanfaat ketika terpapar udara. Karenanya, Sara Haas, RDN, konsultan dietisi dan juru bicara untuk Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan untuk membiarkan bawang putih yang sudah dipotong selama 10 menit sebelum mencampurkan ke dalam makanan. Agar komponennya benar-benar sudah aktif.
Yoghurt. Jangan segera dibuang bagian atas dari yoghurt Yunani ketika Anda akan menyantapnya. Karena, seperti dikatakan Haas yang juga seorang chef, bagian tersebut adalah whey yang mengandung protein serta vitamin B12 dan mineral kalsium dan fosfor.
Jadi, daripada membuangnya, aduk dengan cepat yoghurt tersebut sebelum disantap guna mempertahankan manfaat sehatnya. Selain itu, sebaiknya tidak memasak makanan dengan yoghurt. Kultur hidup dan aktif tidak tahan dengan panas serta akan rusak dalam proses pemasakan. Tetapi, protein, kalsium, serta vitamin D yang terkandung di dalamnya, tetap akan diperoleh.
Tomat. Jika ingin mendapat likopen, fitokimia yang menjadi bahan pelawan kanker dan penyakit jantung, Haas menyarankan untuk memasaknya terlebih dulu. Periset dari Cornell juga menjumpai bahwa kandungan antioksidan tomat meningkat ketika dipanaskan hingga sekitar 87,8 derajat Celcius.
Daging panggang. Dijelaskan Tanya Zuckerbrot, RD, dietisi yang berpraktik di New York, memanggang daging pada suhu tinggi di atas api terbuka, dapat meningkatkan risiko kanker. Ia merujuk pada National Cancer Institute yang memperingatkan bahwa dua kimia yang berpotensi menyebabkan kanker yaitu heterosiklik amina (HCAs) dan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAHs), terbentuk ketika daging dimasak dengan suhu tinggi seperti saat dibakar.
Ia menyarankan untuk tidak bergantung pada warna daging yang dimasak guna mengukur keamanan makanan. Sebaliknya, gunakan termometer makanan yang dapat menunjukkan suhu internal minimum yang aman saat daging dimasak seperti dianjurkan oleh USDA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.