Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2015, 12:16 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan 2014 lalu dan diolah datanya tahun 2015 ini, konsumsi sayuran masyarakat Indonesia hanya 91 gram (g) per hari per orang.

Jumlah ini dua kali lipat lebih rendah dari konsumsi sayuran masyarakat Thailand dan Filipina. Bahkan berbeda jauh jika dibanding kosumsi masyarakat Singapura yang sebesar 518 g.

“Jumlah konsumsi masyarakat Indonesia ini masih jauh dari anjuran konsumsi sayur dan buah yang sebanyak 5 porsi sehari,” tulis Kepala Balitbangkes Kemkes Tjandra Yoga Aditama melalui pesan singkat.

Survei ini membandingkan asupan gizi dengan negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Filipina, dan Singapura. Rata-rata, hasilnya selalu jauh dengan kosumsi harian masyarakat Singapura.

Untuk sumber karbohidrat seperti nasi, serealia, mi, dan umbi-umbian, dikosumsi masyarakat Indonesia 280 g per hari. Jumlah ini juga masih lebih sedikit dibanding kosumsi masyarakat Thailand, yaitu 306 g dan Filipina 364 g. Jauh lebih rendah pula dengan Singapura yang mencapai 1496 g. Namun, kosumsi tinggi masyarakat Singapura berasal dari serealia olahan seperti mi.

 Kemudian untuk kosumsi daging, unggas, hingga ikan mencapai 123 g per hari sebagai sumber protein. Sumber protein tertinggi didapat dari kosumsi ikan dan kerang sebanyak. Sementara itu, Singapura mencapai 626 g per hari.

“Berbeda dengan masyarakat Indonesia, yang lebih banyak mengonsumsi ikan dibandingkan sumber protein lainnya, masyarakat Singapura mengonsumsi daging dalam jumlah yang cukup besar, yaitu sekitar 542 g per hari,” terang Tjandra.

Sementara itu, kosumsi sumber protein lain, seperti telur, masyarakat Indonesia, Thailand dan Singapura rata-rata mengonsumsi sekitar 20 g per hari. Hanya masyarakat Filipina yang lebih rendah, yaitu 9 g.

Masyarakat Indonesia juga terbilang sedikit dalam kosumsi susu, yaitu hanya 6.4 g per hari. Jauh lebih sedikit dibanding masyarakat Singapura yang mencapai 246 g per hari. Jumlah ini juga lebih rendah dibanding masyarakat Thailand dan Filipina, yaitu 29 g dan 24 g.

Namun, untuk sumber protein nabati, seperti kacang dan polong serta produk olahannya, Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar 56.7 g per hari. Sedangkan masyarakat Thailand dan Filipina hanya kosumsi rata-rata hanya 8-9 g per hari.

Menurut Tjandra, hasil survei Balitbangkes Kemkes ini guna meningkatkan asupan gizi masyarakat Indonesia yang ternyata masih lebih rendah dibanding beberapa negara di Asia Tenggara lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau