KOMPAS.com – Fakta mengejutkan terjadi pada seorang wanita berusia 92 tahun di Chili. Dalam perut nenek tersebut terdapat bayi yang tak dilahirkan dan diperkirakan telah berusia 50 tahun dalam perutnya.
Janin tersebut diketahui setelah dokter di rumah sakit kawasan San Antonio melakukan pemeriksaan dengan sinar-X pada perut nenek itu. Janin ternyata telah lama berkembang di luar rahimnya. Nenek yang tidak disebutkan namanya ini, mengaku tak pernah menyadari ia hamil 50 tahun lalu dan janin berkembang dalam perutnya.
Selama sekitar 50 tahun, bayi pun tidak dilahirkan sehingga menjadi kaku seperti batu . Bayi yang membatu tersebut diperkirakan memiliki bobot 2 kg. Dalam dunia medis, fenomena ini disebut lithopedion atau lebih dikenal dengan ‘bayi batu’.
“Kasus ini luar biasa langka. Janin itu besar dan memenuhi rongga perutnya,” ujar Direktur Rumah sakit Marco Vargas Lazo.
Namun dokter memutuskan untuk tidak melakukan operasi pengangkatan ‘bayi batu’ tersebut, karena akan terlalu berisiko mengingat usia nenek yang sudah sangat tua. Nenek itu pun pulang tanpa mendapat pengobatan.
Kejadian ini memang sangat langka. Di seluruh dunia, hanya sekitar 300 kasus lithopedion yang tercatat dalam literatur medis. Kasus ini pertama kali dilaporkan terjadi pada seorang wanita Perancis berusia 68 tahun, Madame Colombe Chatri. Otopsi yang dilakukan setelah kematiannya pada tahun 1582 mengungkapkan, bahwa dalam perutnya terdapat 'bayi batu' yang diperkirakan telah ada dalam rongga perutnya selama 28 tahun.
Kasus ini juga pernah terjadi di Brasil, yaitu ditemukan 'bayi batu' sekitar 44 tahun di dalam tubuh seorang wanita Brasil berusia 84 tahun. Adanya janin, baru diketahui setelah nenek tersebut mengalami sakit perut cukup parah dan merasa pusing.
Kemudian, pada tahun 2013, kasus 'bayi batu' ditemukan di Columbia pada seorang wanita berusia 82 tahun. Kasus 'bayi batu' juga pernah terjadi di Cina pada nenek berusia 92 tahun dengan bayi yang diperkirakan telah 60 tahun dalam perutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.