Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2015, 13:10 WIB


KOMPAS.com
- Kurang tidur tak selalu ditandai dengan munculnya kantuk sepanjang hari. Bisa jadi, Anda merasa baik-baik saja dan tidak mengantuk, tapi tanda-tanda berikt ini menunjukkan bahwa pikiran dan tubuh Anda sebenarnya dalam kondisi lelah.

Mendadak lupa nama orang lain

Para ahli belum menemukan secara pasti mengapa kurang tidur (umumnya cukup tidur adalah 7 jam) menyebabkan menurunnya daya ingat. “Tapi, bisa jadi ini disebabkan karena adanya penurunan kinerja pada neuron dan sinapsis, sehingga memungkinkan informasi tertunda,” ujar Nancy Foldvary-Schaefer, DO, MS, direktur Sleep Center at the Cleveland Clinic. Ini juga akan menyebabkan Anda sulit mengingat asal - usul seseorang dan mengucapkan kata dengan artikulasi yang tidak jelas.

Catatan: Stres atau masalah otak bisa mneyebabkan gangguaan pada ingatan. Segera konsultasi pada dokter, jika perbaikan jam tidur atau teknik mengurangi stres yang Anda lakukan tak membuat kondisi Anda lebih baik.

Celana jins yang sering dipakai terasa sempit

Gangguan tidur dapat membuat Anda ngidam mengonsumsi junk food, karena bagian otak yang biasanya mengingatkan Anda untuk tidak mengonsumsi es krim atau junk food berhenti menjalankan perannya di malam hari. Pada studi 2013 para peneliti University of California di Berkley  menggunakan scanning otak pada orang-orang yang kurang tidur, untuk menunjukkan adanya peningkatan aktivitas keinginan makanan tinggi kalori di area yang mengontrol nafsu makan. Di saat yang sama, kurang tidur juga meningkatkan aktivitas korteks, yaitu area yang mengatur pengambilan keputusan. Inilah yang bisa menjelaskan mengapa peneliti mengatakan bahwa mereka yang kurang tidur selama 30 menit, sebanyak 17 persen mengalami obesitas.

Catatan: Saat pakaian atau celana jins Anda sudah terasa tak nyaman, lalu Anda mencoba menurunkan berat badan, tapi angka di timbangan tak bergerak, ini bisa berarti waktu tidur Anda masih bermasalah. Karena, pembakaran lemak tubuh akan menurun saat tubuh dalam keadaan lelah, ujar Joanne Getsy, MD, direktur medis Drexel Sleep Center, Philadelphia.

Siklus bulanan tak teratur

Hormon-hormon yang biasa mengatur siklus menstruasi dikeluarkan sesuai dengan ritme sirkadian. Jika Anda selalu kehilangan jam tidur, jadwal menstruai yang harusnya dilepaskan akan berantakan. Inilah yang kemudian akan membuat menstruasi Anda tak teratur. “Anda mungkin akan menstruasi di awal bulan ini, tapi di bulan depan bisa jadi mundur, dan bulan berikutnya kembali lagi di awal bulan. Siklus normal 28 hari seakan tak berlaku lagi,” ujar Getsy.

Catatan: Siklus bulanan yang tak teratur juga dapat disebabkan oleh stres dan kondisi lain seperti adanya sindrom ovarium polikistik. Jika jadwal tidur telah diperbaiki dan siklus menstruasi tak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan ginekolog untuk menemukan masalah lain dalam tubuh.

Sakit dan nyeri terasa lebih menyakitkan

Sebuah studi tentang tidur di tahun 2012 menemukan bahwa orang yang tidur 10 jam selama empat malam, mampu bertahan dari rasa sakit sekitar 25 persen lebih lama dibanding mereka yang selalu kurang tidur. Ini menunjukkan bahwa kurang tidur mengurangi ambang nyeri. Bahkan, ada kemungkinan kurang tidur meningkatkan peradangan dan berkontribusi pada rasa sakit. Menurut para peneliti, ini berlaku juga pada nyeri sendi.

Catatan: Faktor psikologis seperti depresi juga bisa meningkatkan rasa sakit, atau adanya penyakit yang sudah sejak lama muncul bisa jadi akan semakin memburuk karena kurang tidur. Namun, jika waktu tidur dan kualitas tidur Anda telah diperbaiki, tetapi tak ada perubahan pada sakit yang dirasakan segeralah konsultasi pada dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau