Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2015, 11:35 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil temuan Yayasan Lembaga Survei Indonesia (YLKI) mengenai pembalut mengandung klorin tak sedikit membuat wanita khawatir. YLKI pun sempat menyarankan wanita menggunakan kain sebagai pembalut seperti dahulu. Akan tetapi, apakah pembalut kain lebih aman digunakan?

"Masalah dengan kain adalah kemampuan menyerap darah yang kurang baik, nanti malah jadi media yang baik untuk pertumbuhan kuman," ujar dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Frederico Patria saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/7/2015).

Jika dipakai saat haid, kain akan lebih lembab dan sangat memungkinkan tumbuhnya kuman maupun bakteri. Kain untuk pemakaian ulang juga harus terjamin kebersihannya ketika dicuci. "Darah juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman dan penularan penyakit," lanjut Rico.

Penggunaan kain juga akan membuat lembab dan tidak nyaman bagi organ intim wanita. Untuk pemakaian kain yang aman bagi organ intim akhirnya harus lebih sering diganti dibanding jika menggunakan pembalut biasa. Ini tentu sangat merepotkan. Apalagi bagi wanita yang sibuk.

"Yang penting adalah wanita tersebut dapat menjaga kebersihan daerah vagina dengan rajin mengganti pembalut yang dipakai," imbuh dokter dari RS Permata Cibubur ini .

Hal senada dikatakan dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Prima Progestian. Ia mengatakan, belum ada penelitian lebih lanjut apakah kandungan klorin pada pembalut wanita terbukti membahayakan kesehatan organ intim.

Menurut Prima, para wanita pun tak perlu menilai jenis pembalut lain, seperti pembalut herbal akan lebih aman. Yang terpenting, jangan biarkan pemakaian pembalut menjadi lembab sehingga bisa menjadi sarang kuman dan bakteri.

Prima mengatakan, idealnya pembalut diganti 4 jam sekali. Jika menstruasi sangat banyak, bisa 1-2 jam sekali. Sebaiknya, pilihlah pembalut yang daya serapnya baik dan cepat kering di permukaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau