Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2015, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Beberapa jenis makanan ternyata memiliki efek yang sama pada otak seperti halnya efek narkoba. Makanan tersebut terutama yang mengandung lemak jenuh, seperti junk food, cakes, biskuit, keju, sosis, dan masih banyak lagi.

Penelitian mengungkapkan, makanan yang kaya lemak jenuh akan mengaktifkan bagian otak yang menerima ganjaran. Adiksi karena rasa senang yang timbul setelah mengasup makanan ini akan membuat seseorang menambahkan jumlah makanannya.

Pada awalnya, ketika kita mengasup sejumlah makanan berlemak tinggi dalam jumlah tertentu kita akan merasa puas dan senang. Tapi, lama kelamaan jumlah itu tak cukup lagi untuk menimbulkan rasa puas sehingga kita pun akan menambah porsinya. Begitu seterusnya.

Untuk penelitian ini para ilmuwan memberi makan dua kelompok tikus. Kelompok pertama diberi makan yang mengandung lemak tidak jenuh "sehat" dan kelompok lainnya diberi lemak jenuh.

Kelompok pertama adalah kelompok kontrol, mereka diberikan makanan rendah lemak yang jumlah lemak tidak jenuh tunggal dan asam lemak jenuh. Kelompok kedua diberikan pola makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dan sekitar 50 persen kalorinya bersal dari lemak minyak zaitun.

Sementara itu, kelompok ketiga diberikan pola makan tinggi lemak jenuh dan 50 persen kalorinya berasal dari lemak, tapi dari minyak sawit.

Pola makan tinggi lemak tersebut memiliki jumlah yang sama dalam hal gula, protein, kandungan lemak dan kalori. Para tikus itu juga diperbolehkan makan sesuka mereka.

Setelah 8 minggu, bobot tubuh para tikus itu hampir sama, namun perilakunya berbeda. Fungsi dopamin, yang bekerja untuk sistem ganjaran di otak dan motivasi, menjadi tumpul pada kelompok yang banyak makan lemak jenuh.

"Hipotessa kami, hal ini terjadi karena otak berupaya mengompensasi meningkatnya perilaku mencari ganjaran. Ini seperti fenomena toleransi obat, di mana seseorang harus terus meningkatkan dosis obat agar efeknya sama," kata Cecile Hryhorczuk dari Universitas Montreal, yang melakukan riset ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau