Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2015, 20:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber TIME.com

KOMPAS.com - Sebulan sekali wanita usia produktif mengalami ovulasi, proses sel telur dikeluarkan dari ovarium menuju tuba falopia untuk dibuahi. Saat itu hormon bergejolak dan kimiawi di otak berubah. Ovulasi ini ternyata memengaruhi otak, tubuh dan perilaku dengan cara mengejutkan.

"Hormon memengaruhi seluruh tubuh, tak hanya organ-organ reproduksi. Pikiran, perilaku bahkan penampilan berubah selama proses ovulasi itu," kata Carol Gnatuk, MD, asisten profesor obstetri dan ginekologi dari Penn State Milton S. Hershey Medical Center.

Berikut ini gejala-gejala yang menunjukkan seorang perempuan berada dalam masa subur :

Wajah terlihat sedikit lebih merah
Sebuah studi yang diterbitkan jurnal PLoS One menemukan wajah wanita menjadi sedikit kemerahan di hari-hari menuju dan selama ovulasi.

Hal ini masuk akal, kata Dr. Gnatuk, karena hormon memengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh. "Kadar estrogen yang lebih tinggi selama ovulasi dapat menyebabkan pembuluh darah melebar. Ketika pembuluh melebar di dekat kulit, perempuan jadi terlihat memiliki kulit lebih bersinar," jelasnya.

Peneliti studi tersebut mengatakan efek kemerahan ini mungkin terlihat oleh pria dan mungkin memecahkan misteri bagaimana dan mengapa pria melihat wanita yang sedang ovulasi lebih atraktif secara seksual. Tetapi perubahan kemerahan di wajah ini hanya dapat dideteksi lewat kamera sangat sensitif, bukan dari mata telanjang.

Merasa lebih riang
Masuk akal bahwa libido seorang wanita naik selama masa subur. Tetapi wanita yang berovulasi tidak secara sadar berpikir lebih soal seks. Menurut studi pada 2010 di jurnal Consumer Research, selama masa ovulasi wanita tanpa sadar membeli dan memakai baju lebih seksi.

Riset juga menemukan wanita memimpikan lebih soal seks di paruh pertama siklus menstruasinya ketika tubuh menuju ovulasi dibandingkan paruh kedua saat tubuh bersiap memasuki masa menstruasi. Satu studi kecil menemukan wanita mungkin memiliki interpretasi seni abstrak erotis lebih banyak ketika mereka sedang berovulasi dibandingkan di masa belakangan siklus menstruasinya.

"Libido tak sepenuhnya didorong oleh hormon, jika iya, seks hanya akan berupa kapan dan bukan di mana atau dengan siapa," kata Dr. Gnatuk. "Tetapi pasti, estrogen dan testoteron yang kadarnya lebih tinggi selama masa ovulasi dapat meningkatkan hasrat seorang wanita," imbuhnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau