Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Termakan Mitos, Ini Fakta Penyakit Stroke!

Kompas.com - 04/08/2015, 16:37 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Pernah memiliki pengalaman stroke? Atau, Anda pernah melihat anggota keluarga mengalaminya? Jika ya, mungkin pengalaman ini akan menjadi trauma tersendiri bagi Anda.

Stroke cukup ditakuti oleh sebagian orang karena menyebabkan penderitanya lumpuh, baik sebagian atau seluruh organ tubuhnya. Lebih berbahaya lagi, penyakit ini bisa berdampak pada kematian.

Pada dasarnya, stroke merupakan penyakit akibat terganggunya aliran darah menuju otak karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Pada kondisi tersebut, otak kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga mengalami kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, serta penurunan kesadaran secara mendadak.

Bahaya akibat serangan penyakit ini menjadikan banyak orang sadar untuk menghindarinya. Sayangnya, gejala yang dikenali oleh sebagian masyarakat masih berupa mitos. Agar tidak terjebak dengan pengertian keliru tentang stroke, simak mitos dan fakta di bawah ini:

Stroke menyerang orang tua

Sampai saat ini, stroke identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang yang berusia lanjut, padahal pernyataan itu adalah mitos. Belakangan, beberapa penderita bahkan masih berusia cukup muda. Biasanya, hal ini dipengaruhi dengan gaya hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan seseorang memiliki kadar gula darah dan kolesterol tinggi, serta kekentalan darah yang menjadi faktor risiko stroke meski usianya muda.

Shutterstock Meski identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang yang berusia lanjut, pernyataan ini adalah mitos. Belakangan, beberapa penderita bahkan masih berusia cukup muda.

Stroke hanya menyerang penderita hipertensi

Lagi-lagi pernyataan ini merupakan mitos. Stroke bersifat multifaktorial, bukan hanya pengaruh penyakit hipertensi semata. Risiko stroke terbagi menjadi dua, dapat dikendalikan dan yang tidak dapat diubah.

Beberapa faktor yang dapat dikendalikan ialah pengaruh penyakit hipertensi, diabetes, kadar kolesterol dan merokok. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah adalah usia tua dan riwayat keluarga.

Terdapat jenis stroke ringan dan berat

Pada dasarnya benar, klasifikasi penyakit stroke terbagi menjadi dua. Namun, dalam dunia medis biasa disebut dengan stroke iskemik dan hemoragik.

Stroke iskemik ialah penyumbatan pada salah satu pembuluh darah yang berperan menyuplai darah ke otak. Sedangkan stroke hemoragik merupakan pendarahan otak akibat pembuluh darah pecah. Meski mirip, penanganan keduanya berbeda.

Stroke tidak dapat dicegah

Masih seputar mitos, beberapa orang beranggapan bahwa stroke tidak dapat dicegah. Padahal, faktanya penyakit ini dapat dicegah. Beberapa caranya ialah dengan mengontrol berat badan, tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh.

Pencegahan dengan pendekatan gaya hidup juga dapat dilakukan dengan rutin berolahraga danmengonsumsi makanan yang sehat serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok.

Shutterstock Masih seputar mitos, beberapa orang beranggapan bahwa stroke tidak dapat dicegah. Padahal, faktanya penyakit ini dapat dicegah.

Biasanya, bila sudah terkena stroke, penderita dianjurkan mengonsumsi obat-obatan selama masa pemulihan. Bila mengalami stroke berat, bahkan harus dioperasi. Tetapi, faktanya pengobatan tersebut hanya mengobati gejala yang timbul bukan memulihkan sel otak dan sistem saraf yang sudah rusak akibat stroke.

Sebagai alternatif lain, melalui perkembangan bioteknologi, terdapat pengobatan sel induk. Pengobatan ini, memungkinkan sel induk atau sel multipoten untuk memperbaharui dan mereplika. Dalam kondisi tertentu, sel ini dapat berdiferensiasi menjadi sel multifungsi yang dapat memperbaiki, menambah dan membuang sel yang rusak sehingga dapat memperbaharui fungsi organ.

Melalui intervensi arteri, sel induk yang telah ditransplantasi dapat menuju bagian otak dan sistem saraf pusat penderita stroke dengan sistem homing yaitu berdiferensiasi menjadi neuron untuk menggantikan serta memperbaiki bagian sel saraf yang rusak hingga membangun kembali sel otak dan fungsi sel saraf. Hal ini dapat mengurangi angka kematian dan kelumpuhan.

Metode penyembuhan seperti itu dapat ditemukan di Guangzhou Meyo Stem Cells Hospital, Tiongkok. Jika dibanding dengan pengobatan obat-obatan, proses pengobatan sel induk lebih singkat. Pengobatan membutuhkan waktu 3 bulan dengan rincian 10 hari dalam satu kali pengobatan yang mencakup 3 kali operasi transplantasi. Setiap kali operasi membutuhkan selang waktu 8-25 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau