Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi pada Paru Saat Bernapas dalam Udara Kotor

Kompas.com - 18/09/2015, 08:00 WIB
KOMPAS.com - Jika Anda hidup di kota yang kualitas udaranya buruk seperti karena adanya kabut asap, atau tingkat polusi udara tinggi, tentu setiap hari tubuh kita terpapar polutan.

Sudah cukup banyak penelitian yang mengungkapkan bagaimana pengaruh polusi udara bagi kesehatan, kecerdasan, bahkan kondisi mental.

Dalam penelitian terbaru para ilmuwan berhasil mengungkapkan apa yang terjadi pada paru-paru dalam skala molekuler ketika kita bernapas dalam udara yang kotor.

Menggunakan spektometri massa (alat yang dipakai untuk menentukan massa atau molekul), para ilmuwan mengamati sistein asam amino (yang mirip dengan protein paru) dan mencampurnya dengan molekul ozon dalam lingkungan yang dikontrol.

Ternyata, ozon atau asap yang berinteraksi dengan protein paru akan menghasilkan efek sesaat dan juga melepaskan radikal bebas.

Radikal bebas juga dikatikan dengan kerusakan oksidatif dan penuaan. Zat ini juga berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan dikaitkan dengan terjadinya kanker dan penyakit jantung.

"Tak ada yang menyadari bahwa kita bisa membentuk radikal bebas dari reaksi protein dan ozon. Radikal bebas bisa menyebabkan berbagai perubahan kimia. Jika tidak terkontrol zat ini bisa merusak sistem," kata Profesor Richard O'Hair, ketua peneliti.

Ia menjelaskan, ketika radikal bebas terbentuk dalam tubuh, misalnya di lapisan paru, akan terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan inflamasi dan kesulitan bernapas.

"Jika ada kerusakan radikal bebas di protein paru, kemungkinan tidak bisa dipulihkan. Tidak ada obat yang manjur untuk mengatasi kerusakan itu. Ozon adalah hasil dari polusi, jadi kita harus lebih proaktif untuk mengurangi asap dan kadar polusi," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com