Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2015, 16:30 WIB
KOMPAS.com - Seorang pria muda hampir kehilangan penglihatannya, bahkan mendadak ia menjadi buta warna. Kondisi tersebut ternyata disebabkan oleh hal yang tidak terduga: keracunan talium.

Talium adalah metal yang bisa diserap melalui kulit dan berefek pada masalah saraf. Keracunan talium bisa menyebabkan nyeri pada saraf, kebingungan dan kehilangan kontrol otot. Dalam dosis besar logam berat ini bisa menyebabkan kematian.

Selama ini talium tidak termasuk dalam pemeriksaan standar untuk logam berat dalam tubuh manusia, sampai dokter menemukan kasus keracunan talium pada pria yang bekerja di laboratorium kimia.

Menurut Dr.Enchun Liu, dokter mata di Institut Retina, St.Louis, Missouri, AS, pria tersebut memiliki seluruh tanda keracunan talium. Liu adalah dokter yang menangani gangguan penglihatan pada pria tersebut.

"Ini adalah kasus keracunan talium pertama yang saya tangani. Sejauh ini kasus ini sangat jarang," kata Liu.

Pria yang keracunan itu pertama kali berobat di bulan Desember 2014 dengan keluhan sakit perut, mual, dan diare. Petugas kesehatan yang menanganinya memberikan infus karena ia didagnosa mengalami gastroenteritis (flu perut).

Gastroenteritits memang menjadi gejala awal dari keracunan talium dan muncul 8-12 jam setelah paparan.

Namun, sebulan setelah diagnosis tersebut pria tersebut kembali ke rumah sakit karena muntah-muntah, diare, kehilangan kesadaran, dan gangguan memori jangka pendek. Rambutnya juga mulai rontok dan ia mengalami ruam di seluruh bagian wajahnya.

Dokter lalu melakukan tes karena menduga pria tersebut mengalami sifilis dan penyakit tick-borne.

Liu mengatakan, kebingungan dan gangguan memori jangka pendek adalah bagian dari fase kedua keracunan talium. Sementara rambut rontok dan ruam di wajah adalah fase ketiga. Ini karena salah satu enzom dari talium ini memengaruhi saraf-saraf.

Setelah 10 hari di rumah sakit akhirnya dokter saraf memeriksa kadar talium dalam darahnya. "Keracunan talium memiliki beragam gejala yang memengaruhi sistem organ berbeda. Biasanya diagnosis sulit dilakukan saat pasien pertama datang," katanya.

Selain itu, seringkali hasil pemeriksaan urine untuk mengetahui kadar logam berat juga tidak mendeteksi talium.

Pasien tersebut lalu diterapi dengan zat pewarna yang disebut Prussian blue yang biasanya dipakai untuk pembuatan tinta dan cat. Dalam saluran cerna, zat pewarna ini bisa menghilangkan logam dengan mengikatnya, sehingga logam tersebut bisa dikeluarkan melalui tinja.

Setelah diterapi satu minggu, kadar talium dalam darah pasien turun dari 100 mikrogram perliter menjadi 25 mg per liter. Sedangkan batas aman talium adalah 5 mg perliter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau