KOMPAS.com – Ada sejumlah risiko kesehatan di balik membuat tato di tubuh. Seorang dermatolog dari Universitas New York Langone Medical Center, dokter Marie Leger telah mempelajari berbagai reaksi negatif setelah membuat tato di tubuh. Berikut lima risiko yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk membuat tato.
Infeksi
Salah satu risiko membuat tato adalah menyebabkan infeksi. Infeksi bisa berasal dari tinta yang telah terkontaminasi dengan bakteri yang disebut Mycobacterium chelonae. Infeksi bakteri itu bisa menyebabkan ruam dan terasa perih selama berbulan-bulan
Meskipun infeksi bakteri paling umum, menurut Leger bisa juga infeksi karena jamur dan virus. Infeksi ini bisa berkembang menjadi tumbuhnya kutil. Jika setelah memasang tato kulit merah, nyeri, hingga bengkak, pergilah segera ke dokter.
Alergi
Membuat tato di tubuh juga bisa berkembang menjadi alergi. Leger mengungkapkan, pada pemasangan tato pertama biasanya tidak muncul reaksi alergi, tetapi pada tato kedua atau ketiga.
Alergi bisa berupa kemerahan pada kulit kemudian menjadi gatal-gatal. Untuk alergi, menurut Leger akan sulit diobati. Menyuntikkan steroid mungkin bisa membantu menghilangkan alergi. Tapi, pada alergi yang cukup parah, daerah tato pada kulit tersebut harus dibuang.
Menyembunyikan gejala penyakit
Menutup kulit dengan tato dapat menutupi tanda kesehatan yang muncul di bagian kulit, seperti kanker melanoma. Tahun 2013, terdapat kasus seorang pria yang diketahui menderita kanker kulit melanoma setelah tatonya dihapus dengan laser.
Menurut Leger, adanya tato membuat dokter sulit melakukan deteksi dini adanya kanker. Akibatnya, kanker terlambat ditangani.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.