Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/11/2015, 14:15 WIB
EditorLusia Kus Anna
LONDON, JUMAT — Layla Richards (1), bayi perempuan asal London, Inggris, menjadi orang pertama di dunia yang diterapi dengan metode desainer sel kekebalan tubuh. Terapi melalui rekayasa genetika itu terbukti mampu mengatasi leukemia limfoblastik akut yang diderita bayi itu sejak berusia 3,5 bulan.

Tim dokter Rumah Sakit Great Ormond Street (GOSH) London yang menangani Layla mengakui terlalu dini menyebut terapi desainer sel kekebalan tubuh mengatasi kanker karena baru pertama dilakukan. Kondisi Layla perlu dipantau sampai dua tahun demi membuktikan manfaat terapi.

"Respons positif terapi ini keajaiban karena leukemia yang diderita Layla amat ganas," kata Profesor Paul Veys, ketua tim dokter Layla yang juga Direktur Transplantasi Sumsum Tulang Belakang GOSH, Jumat (6/11).

Leukimia limfoblastik akut dipicu produksi sel darah putih berlebih sehingga fungsi darah normal terganggu. Mayoritas pasien kanker itu ialah anak-anak, jarang dialami orang dewasa.

Layla pun diterapi dengan kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang belakang, tetapi gagal karena umur Layla terlalu muda. Dokter menyarankan Layla menjalani terapi paliatif guna meringankan derita jelang kematiannya, tapi keluarga menolak.

Tim dokter lalu menawari keluarga Layla menjalani terapi eksperimen yang dikembangkan RS. Terapi itu baru diuji pada tikus, belum pernah dilakukan pada manusia. Itu berarti terapi baru itu belum tentu memberi hasil.

"Saya tak mau menyerah. Lebih baik melakukan hal baru meski seperti berjudi," tutur ayah Layla, Ashleigh Richards (30).

Terapi desainer sel kekebalan dilakukan dengan memodifikasi atau mengedit sel darah putih (sel T) dari donor sehat memakai gunting mikroskopik. Sel donor dirancang untuk mencari dan membunuh sel leukemia. Itu membuat sel leukemia bisa dijangkau obat yang diberikan.

Sel donor yang direkayasa genetikanya dan diberi nama sel UCART19 itu dimasukkan ke tubuh Layla memakai selang infus kecil. Untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dan mendukung terapi, Layla harus jalani cangkok sumsum tulang belakang dua kali.

Beberapa pekan setelah terapi, tim dokter menyatakan terapi berjalan baik. Kini, Layla bisa berdiri sambil tersenyum dan tertawa kecil.

Karena baru sekali dilakukan pada manusia, terapi belum tentu memberi hasil sama jika dilakukan pada anak lain. Meski demikian, keberhasilan terapi Layla jadi harapan baru penggunaan teknologi rekayasa genetika untuk pengobatan leukemia dan kanker lain. (AFP/BBC/MZW)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+